• 17| [Dominator] •

158 11 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Hmm, maaf ...?"

Jack menggaruk tengkuknya, bingung harus mulai darimana. Lelaki itu mengedarkan pandangan pada apapun di sekeliling, berharap kecanggungan bisa diusir dengan mudah. Dimana mereka berada dalam satu ruangan kotor dan berantakan. 

Meskipun dia berusaha menoreh perhatian pada apapun; kayu, daun kering, sarang laba-laba, atau bulan yang indah dengan cahaya menembus jendela kaca—tatapannya akan kembali jatuh pada Jane. Yang membuka jendela melepaskan asap nikotin mengudara keluar.

"Untuk apa?" Sesekali gadis itu menoleh.

Jack mengetuk senter digenggaman, senter milik Heather yang dibawa. Menyelinap pergi ketika Cass, Dixon, Rolex, Heather dan Mary berada di rooftop mengelilingi api unggun. Hanya itu yang mereka punya. Sementara Jane entah sejak kapan datang ke salah satu ruangan di sayap gedung barat.

Hanya dengan pemantik dan tanpa rasa takut. Padahal dia sudah tahu crawler menyukai kegelapan, dan Jack mungkin tahu Jane menyukai tantangan.

"Kalo awalnya aku ngeremehin kamu."

Lelaki itu menyamakan posisinya bersender pada kusen jendela, tepat di sebelah Jane. Sekarang, di belakang dia bisa melihat samar-samar siluet dua orang di lantai semenjak senternya dimatikan.

"Udah terbiasa."

"Kenapa nggak mau ngejelasin semuanya? I mean, biar nggak ada salah paham. Bahkan kamu nggak mau ngaku kalo kamu yang hidupin musik untuk ngalihin perhatian walkers, ... untuk nolong kami."

"Aku rasa kalian udah tau."

"Oke, look," ujar laki-laki itu menghadap Jane sepenuhnya. "Kamu tau aku suka kepo, 'kan?"

"Maksud mu lebih dari semua orang yang pernah aku temuin? Ya."

Jack mengangguk. Jane bisa dibilang sebagai orang paling pendiam dan paling misterius. Awalnya Jack tidak percaya fakta yang diberikan oleh Rolex, tentang satu-dua orang spesial yang diajaknya bicara. Setidaknya sampai dia membuktikan sendiri.

"Aku mau tanya sesuatu," Harusnya dia bisa bertanya tanpa izin. "Kenapa kamu kaya gini? Kalo kamu nggak pernah nolong kami, mungkin aku bakal bilang kamu orang paling nggak peduli sama apapun."

"Kenapa kamu kaya gini?" ulang gadis itu. Melempar puntung rokok yang habis terbakar. "Peduli sama aku?—"

"Aku nggak peduli sama kamu," tukas Jack. Intonasi lebih keras menyapa telinga Jane. Keningnya mengernyit, dia rasa kata-katanya terlalu berlebihan.

"Aku cuma pengen tau," klarifikasinya.

Kemungkinan mereka mati malam ini adalah 70 persen, tergantung seberapa besar semangat membara para crawler itu untuk mencakar dinding sekolah mereka. Tidak masalah jika semua crawler bersifat sama seperti yang ada dalam dongeng Heather atau Jane—dimana mereka akan lari terbirit-birit saat setitik cahaya menerpa.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang