• 15| [The Betrayer] •

158 12 0
                                    

"Apa aku lulus seleksi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa aku lulus seleksi?"

Enam orang itu menoleh ke sumber suara, dimana Mary datang dari seberang. Menggenggam satu obor dan bom molotov yang sumbunya belum dibakar. Satu saja sepertinya cukup untuk membuat crawler mati sepenuhnya.

"That's my girl!" Jack menyunggingkan senyum lebar, bertepuk tangan sembari menghampiri gadis itu.

Cass agak was-was ketika melewati crawler terbujur tak bernyawa dengan api yang membakar tubuhnya. Semua orang juga sama memperhatikan sebelum akhirnya terkesiap ketika Jack mendekap Mary dalam pelukan.

***

"Cass?"

Yang dipanggil menerjapkan mata berulang kali. Nampak seseorang sedang duduk di tepi bangkar UKS. Dia merasakan deja vu seolah telah melalui kejadian yang sama persis seperti kemarin. Mary membangunkan dirinya bak semalam hanyalah mimpi belaka.

"Kamu tau Cleo dimana? Dari tadi aku nggak lihat dia."

Cass mendesah kesal, mengingat Mary telah menanyakan hilangnya Lingga dan Cleo berturut-turut. Ada yang ingin menambahkan siapa yang esok hari akan pergi?

"Brengsek! Kenapa selalu masalah, sih? Kenapa masalah nggak ada habisnya!?" Gadis itu memejamkan mata pasrah.

"Bukannya kamu juga suka buat masalah?"

Cass melirik gadis berambut ginger. Ini bukan saatnya untuk bercanda. Cass yang tadinya berbaring kemudian bangkit lalu mendengus kesal.

Benar dugaannya bahwa setiap hari selalu menyongsong masalah baru. Bukan maksud pesimis, hanya itu yang sedang terjadi saat ini. Mereka berdua hanya bisa berharap si mantan presiden angkatan itu bisa ditemukan.

***

Langkah dua orang menggema di sepanjang koridor, seperti biasa jika menghadapi permasalahan, mereka akan berkumpul dan mendiskusikan semuanya di ruang OSIS. Pertama kali yang memilih tempat itu adalah Cleo, karena di antara mereka hanya Cleo yang dulunya bergabung OSIS.

Terdengar decit pintu dibuka, Cass sudah melihat yang lain duduk mengelilingi satu meja persegi panjang besar di tengah ruangan. Dixon, Jack, Rolex, Jane dan Heather ada di sana. Cass segera mengambil tempat duduk di samping Rolex—of course. Disusul Mary yang duduk di antara Cass dan Heather. Di seberang ada Jack yang duduk di antara Dixon dan Jane.

"You're so cute, Heather!" Mary dengan ceria mencubit pipi Heather sekilas membuat anak itu menyatukan alis muram. "Menurut mu, aku tau nama mu dari mana?"

Heather kemudian menatap satu persatu orang yang mendengar percakapan mereka berdua, sementara dari Cass hingga Jane semua hanya diam. Sesekali matanya menangkap Jack yang sedang membekap mulut menahan tawa.

"Bahkan orang itu tau namaku." Heather menjeda dengan menunjuk Jane si gadis yang paling tidak peduli. Sementara yang ditunjuk langsung mengalihkan pandangan. "Jadi nggak mungkin kalo kamu nggak tau."

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang