Ctass!
Tubuhnya terhuyung hingga ambruk memeluk tanah. Nampak cairan hitam kental keluar dari mulut yang menganga lebar, merembes ke gigi-gigi kotor kemudian mengalir jatuh seperti air liur. Mati namun tidak terpejam. Telinganya ditembus masuk oleh anak panah seseorang.
Jane menurunkan busur, mempersilahkan Heather memeriksa pintu sebuah warung terlebih dahulu, sementara dirinya berjaga-jaga dengan pandangan menyisiri sekeliling mereka. Tanah disertai rerumputan kering, dan rel kereta melintang dengan hutan rimbun bergerak sesuai arah angin sore yang sejuk di kanan kirinya.
Di jauh sana terdapat segerombolan walker mencari mangsa buruan. Sangking jauhnya, bahkan makhluk-makhluk itu tidak menyadari ada manusia yang hendak memasuki sebuah warung dilapisi papan kayu lapuk. Bahkan atapnya tertimpa rambat tanaman ivy hingga pucuk daunnya menjuntai ke bawah.
"Harusnya di sini ada sesuatu yang kita cari." Heather membuka perlahan pintu kayu tersebut. Namun, dia sontak menoleh ke arah Jane yang masih berdiri di belakangnya. Si rambut merah menautkan alis.
"Kalo mau buka usaha, tempatnya harus strategis. Tapi, di tengah hutan yang deket rel kereta, peluang suksesnya kecil." Gadis kecil itu masih menggenggam kenop pintu belum membukanya sama sekali.
"So?" Jane mengernyit di tengah jemari menghitung sisa anak panahnya, kalimat anak-anak memang punya kesan aneh tersendiri yang membuatnya malas mendengar.
"Amiin. Itu cara ku doa."
Daun pintu terbuka sempurna. Tempat itu sunyi dan sepi. Beberapa rak ambruk menimpa rak lainnya. Debu berterbangan dan sarang laba-laba menyentuh kulit saat mereka masuk. Tanpa ada walker, tanpa ada kehidupan lain.
Heather menurunkan ransel yang dicangklong nya seharian, tubuhnya yang kecil mampu merangkak untuk memunguti beberapa kaleng makanan yang terhimpit rak. Benar dugaannya, meski tak banyak setidaknya mereka masih mendapatkan sisa-sisa.
Gadis kecil berambut pendek mengerjap berkali-kali ketika tercium bau debu dan pasir tidak jauh dari wajahnya. Sementara tangannya masih berupaya meraih sesuatu di bawah rubuhan rak. Hingga jemarinya menangkup sekotak pemantik dalam posisi sudah tumpah. Heather segera menarik tanpa curiga. Dan ternyata benar pemantik itu seolah masih baru.
"Keberatan kalo aku minta satu?"
Heather menoleh pada Jane yang duduk di salah satu kursi dengan kaki kiri bertumpu lutut kanan. Menyelipkan satu batang rokok di bibirnya.
"But, I'm not gonna give you this, kid." Gadis itu menunjukkan sebungkus rokok di genggaman tangan.
Heather melempar dan Jane menangkap pemantik api yang baru ditemukan. Ternyata di sini juga menjual rokok membuat gadis berambut merah tiba-tiba memasukan paksa tiga bungkus rokok sekaligus dalam ransel milik Heather.
"Kenapa kamu ngikutin aku? Padahal mereka itu temen mu." Kain sudah terlipat rapi sebelum dimasukkan dalam ransel bersamaan dengan kebutuhan Jane—yang aneh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEREAFTER ✓
AvventuraCompleted story✓ Setelah upaya bertahan hidup dari maraknya wabah mematikan mayat berjalan-yang mereka sebut walkers. Bangkit mutasi baru yang menciptakan makhluk perangkak yang tinggal di kegelapan. The Night Crawler. Salah satu dari mereka berkhia...