• 06| [Netto's] •

218 17 0
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

Rahang Jack mengeras tatkala kedua netra menangkap sosok Jane yang berdiri dengan jarak lima meter dari mereka. Melangkah terburu-buru hingga tidak memperdulikan Cass yang terhuyung ditabraknya, demi menghampiri si tersangka utama.

Tanpa aba-aba Jack mendorong kasar tubuh Jane hingga membentur dinding kantin. Tidak sampai disitu, laki-laki itu juga mengunci pergerakan dari gadis di depannya. Melarang untuk menghindari masalah yang telah dibuatnya.

"Apa yang kamu lakuin ke Lingga?!" Percobaan mengintimidasi yang gagal. Tidak sekalipun Jane melirik lelaki keturunan Belanda yang saat ini sedang tersungut-sungut karena ulahnya.

"KAMU BUNUH LINGGA?!" Vokal Jack mengudara memecah keheningan di antara mereka bertiga. Cass jelas tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, seperti Jack yang kehilangan kontrol dari emosinya.

"Jangan gegabah, b*ngsat! Kita bisa omongin ini baik-baik!"

Maka dari itu, Cass bergegas memilih menjauhkan tangan Jack sebelum terjadi pembantaian besar-besaran.

Cass mengedarkan pandangan, memasang telinga dengan seksama untuk mengetahui apakah para walkers di luar area zona aman mereka dapat mendengar perselisihan yang dilakukan dua teman brengseknya.

"Kalau ada walkers yang kepancing, ini gara-gara kalian!" ancam Cass setengah berbisik tanpa mendapatkan atensi dari Jack maupun Jane.

Kendati Cass terlihat seribu panik, tidak untuk Jane dan wajah dingin tanpa emosinya. Gadis itu hanya diam, mencoba membiasakan segala pertanyaan menjadi lautan yang siap menenggelamkan dirinya dan rahasia, meski dia tahu itu tidak akan bertahan lama. Tidak jika berhadapan dengan kutu buku seperti Jack.

"Ada apa ini?"

Jane, Cass dan Jack menoleh ke sumber suara di mana lelaki dengan headband hitam berdiri menatap mereka satu per satu penuh tanda tanya. Jangan heran jika Rolex mengetahui keberadaan mereka, selain suara berisik yang dihasilkan Jack terlalu besar, dia juga memang menugaskan diri memeriksa gymnasium yang berada tidak jauh dari kantin dan taman.

"Dia bunuh Lingga," balasnya frontal.

Jack melepaskan cengkraman, mundur beberapa langkah memberi kesempatan kepada Jane untuk menjelaskan semuanya. Cass bisa melihat kerutan muncul di pelipis Rolex, antara dia mencerna kata-katanya, atau langsung tidak percaya dan kebingungan.

Ada jeda di antara mereka sebelum akhirnya Rolex bertanya, "Jane, apa itu bener?"

Akhirnya pertanyaan semua orang sudah diwakili oleh Rolex. Ada dua hal yang ada dipikiran lelaki itu, di satu sisi dia sama sekali tidak mempercayai Jack karena bisa saja lelaki itu terlalu keseringan membuat spekulasi dan beragam teori.

Tapi, juga mustahil untuk mengelak, kemungkinan besar perspektif si pirang itu memang benar. Rolex hanya bisa berdoa semoga situasi yang terjadi saat ini tidak seburuk yang ada di pikirannya.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang