• 42| [Hereafter] •

71 8 0
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______

Gadis itu membuka mata perlahan saat asap rokok mampir ke indra penciuman. Lantai di gubuk ini tidak begitu nyaman untuk beristirahat semalaman, namun mereka tidak punya banyak pilihan. Cass terbatuk, kemudian terkesiap untuk segala ancaman yang ada.

Pagi datang. Matahari harusnya sudah muncul sekitar dua atau satu jam lalu. Berhubung mereka di dalam hutan, yang penting sudah tahu—kegelapan menghilang sementara.

Cass duduk di atas lantai, menengok ke sana kemari. Tak banyak yang bisa diapresiasi. Gubuk ini sendiri seperti rumah kayu berbentuk L yang sempit. Debu mengudara, menghiasi permukaan lantai dan jendela kaca. Sarang laba-laba memenuhi setiap sudut. Terdapat meja di tengah ruangan, kursi nangkring di atas, sisanya bergelempangan di bawah bersama daun-daun kering berserakan.

Cass mendongak. "Kemana orang-orang?"

Dia bisa melihat langit dari atap rumah ini yang berlubang—bekas dicabik monster perangkak yang terakhir kali datang bersama Jane dan Heather.

"Buka mata mu lebar-lebar, Cass."

Mungkin dari semua hal membosankan di sini, ada sesuatu yang lebih menarik atensi Cass. Dia berbalik badan. Si asap rokok—datang darimana kalau bukan dari Jane?

Rambut merah nangkring di jendela terbuka. Sembari merokok berharap asapnya keluar—di mana justru malah angin membawa masuk ke dalam rumah.

Para perokok emang suka aneh.

"Nggak ada walker?"

Jane menggeleng singkat, tatapan keduanya tidak bertemu. "Kebanyakan dari mereka mungkin masih di markas Dominator. Di sekitar sini mungkin tinggal dikit, kita aman untuk saat ini."

Cass akhirnya berbaring lagi, bantalan dengan kedua telapak tangan. Bayang-bayang kejadian tadi malam sungguh mengusik pikiran. Manik mata mengarah kosong tidak jauh-jauh dari atap yang berlubang.

"Kenapa semalem nggak ada crawler yang dateng, ya?" Cass menghembuskan napas berat. "Padahal semalem aku niat mati."

Ada keheningan di antara mereka.

"Mati aja sekarang kalau mau." Sesingkat dan sekejam itu Jane merespon.

"Nggak niat lagi." Cass menoleh, tapi Jane memandang keluar, terlihat tidak memperhatikan dirinya bahkan saat mereka masuk dalam obrolan.

Cass beranjak mendekati Jane. "Kamu punya perasaan nggak, sih, Jane?" Lalu bersandar di depannya.

Pertanyaan itu akhirnya mampu membuat si rambut merah menatap sempurna. Ujung rokok diketuk ke kusen jendela.

"Aku dateng jauh-jauh demi nolong kalian." Gadis itu menghisap rokok berikut meniup asap putih mengudara. "Kamu yang malah nggak tau diri."

Cass menautkan sebelah alisnya.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang