• 38| [Last Fight] •

69 8 0
                                    

Ruby terlalu lemah hingga akhirnya menyerah pada keadaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruby terlalu lemah hingga akhirnya menyerah pada keadaan. Pada sesuatu yang saat ini menyentuh keningnya. Pada seseorang yang kini berdiri di hadapannya ...

Napasnya diburu habis hingga air mata tumpah, mungkin menjadi yang terakhir.

"Giliran mu."

... dengan pelatuk siap ditekan.

_______

"No. It's your turn."

Vokal yang lebih muda menerobos masuk indra pendengaran Carter, membuat pria tua itu sontak menoleh ke belakang dengan cekatan. Pelatuk pada revolver urung ditembakkan pada seorang gadis yang sedang menangis.

Ada sosok lain yang lebih menarik untuk dihabisi.

Pemuda berambut pirang kotor berdiri tenang tiga langkah dari pintu. Hanya terlihat siluet samar mendekat. Carter tidak buta, dia bisa melihat kedua tangan Jack bersembunyi di belakang tubuhnya.

Hingga sosok itu mengacungkan sesuatu tepat ketika pemimpin Dominator sudah menduga lebih awal.

DOR!

Carter berlari di sisa tenaga hingga menepis tangan Jack saat laki-laki itu meletuskan tembakan. Lolos ke udara sekitar. Pria itu jelas lebih dulu membuat nyalinya menciut. Dan peluru itu justru nyaris mengenai Ruby yang menutup telinga semakin takut.

Carter menarik pergelangan tangan kanan Jack untuk menghindari arah moncong handgun yang mencoba diarahkan pada tubuhnya. Jack memberontak hingga memberi tendangan pada kaki lawannya yang lebih kokoh. Tidak berefek apa pun membuat Jack menelan ludah kasar.

"AARRGGHH!!!"

Ketika pergelangan tangan Jack ditekuk ke bawah mengirim rasa sakit hingga ke lengan dan leher. Namun dia tetap tidak ingin melepaskan handgun yang sudah menjadi miliknya. Dan berusaha untuk mengenai bidikan ke tubuh Carter.

DOR!

Timah panas itu meleset lagi.

"Apa kau sudah merencanakan semuanya dari awal, Jack!?"

BUGH!

Jack tidak bisa melarikan diri tatkala pergelangan dikilir tanpa lepas, sementara perutnya balik menghantam lutut Carter hampir berulang kali. Laki-laki itu sulit untuk sekedar sadar pada pikiran dan kembali pada fokus. Sebelah tangan Carter menggenggam revolver yang ujungnya sudah berada di depan mata. Laki-laki itu hanya bisa menghindar, rasa jantung ingin terbakar.

"ATAU HANYA MEMPERMAINKAN SEMUA ORANG?!"

DOR!

DOR!

Dua tembakan Jack tidak menggores sedikit pun dari kulit buruk Carter, dan dengan terpaksa Jack melepaskan handgun itu jatuh ke lantai tatkala Carter menyikut wajahnya.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang