• 39| [Aquiver] •

68 9 0
                                    

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

"Semuanya! Udah aman."

Jika mereka mampu mengatakan sesuatu yang berlebihan, maka Rolex akan dijuluki sebagai seorang pahlawan. Dari mulai menyelinap ke kantor Carter dan membawa mereka lepas dari jerat kematian. Rolex tidak ingin menyombongkan diri karena sadar ini belum berakhir.

Apalagi ketika dia menjadi orang pertama yang mengambil resiko dengan membuka pintu agar semua orang bisa bernapas lega. Meski itu tidak bisa menghilangkan gemuruh dan raungan berlomba di balik pagar.

Niko mempercepat langkah membawa diri memuntahkan isi perut, sementara Kate mengejar berikut mengelus punggungnya.

"Semuanya akan baik-baik saja, Nik. Kita bakal keluar dari sini dengan selamat." Wanita muda itu tidak berhenti mengusap punggung Niko. Membuat anak itu merasa lebih lega dari sebelumnya.

"Gimana kalau nggak?"

Mereka menoleh pada siapa yang bicara barusan. Heather nampak angkuh dengan tatapannya menuju Niko dan beralih ke Kate. "Nggak ada yang baik-baik aja. Berhenti bohong, berhenti ngasih semangat abal-abal yang nggak berguna."

Kate mengerutkan kening. Hingga dia memahami sesuatu. Di dunia berantakan seperti ini, wajar jika anak-anak kehilangan rasa hormat pada orang dewasa. Dia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.

"Tapi kamu nggak seharusnya bilang begitu."

Dan Heather cukup yakin dia tidak mengenali orang baru ini saat terakhir kabur dari halaman Dominator.

"Dan kamu nggak seharusnya bilang gitu juga, dia butuh dewasa. Semua bakal baik-baik aja padahal nggak—bisa buat stuck di pemikiran anak-anak."

Kate sedikit tertegun.

Jane dan Owen beriringan keluar. Wajah gadis itu tampak diam cuek, sementara Owen kini menatap semburat cahaya oranye samar-samar menerangi mereka berasal dari atas gedung Dominator. Dan kepulan asap menyatu dengan warna angkasa.

"Apa karena itu para monster pergi?"

Semua yang ada di situ memusatkan perhatian pada objek yang sama.

"Kapan Ruby, Mary dan Dixon akan kembali?" Kate melempar pertanyaan yang tidak sengaja membuat orang-orang di sana tampak putus asa. Sebagian mereka mengedikkan bahu.

Ruby? batin Heather. Nama itu sudah tidak asing di telinganya, mereka berdua memang saling kenal dan ternyata Ruby masih belum mampu untuk keluar dari tempat ini.

Mau sampai kapan mereka menunggu?

Ngomong-ngomong soal grupnya yang berkurang, Rolex beralih menghitung jumlah mereka. Owen, Kate, Niko—check. Jane, Heather—check.

Cass?

Pemuda itu kembali masuk ke dalam gudang demi menyeret Cass yang tertinggal. Gadis itu meringkuk di kegelapan. Rolex sedikit iba jika yang ada di posisi itu adalah Ruby, sampai dia sadar Cass tidak se-lembek kelihatannya.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang