• 13| [The Death's Doorstep] •

160 11 0
                                    

-——-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-——-

"WHAT THE HELL IS THAT THING!" Jack mengacak rambut frustasi, sementara yang lain juga sama paniknya.

Dari kejauhan terlihat makhluk itu dengan perlahan menuruni gedung bertingkat dengan mudah, seolah tidak membutuhkan gravitasi. Ada satu hal yang mereka khawatirkan.

Kalau makhluk itu berlari dan mengetahui keberadaan mereka, habislah mereka semua.

"Aku baru inget! The night crawler!" Semua menoleh pada Heather, menanti pengertian dari kata-kata tersebut.

Julukan asing itu baru muncul di pendengaran mereka, terkecuali Jane yang tampak tidak terkejut karena ini bukan pertama kali dirinya melihat secara langsung makhluk mengerikan itu.

Terakhir kali ketika gadis itu duduk di samping incinerator dengan kobaran api ditemani rokoknya. Sesuatu aneh yang merangkak datang dari dalam kegelapan mengundang perhatian, lantas pergi ketika Jane menghampiri makhluk tersebut sembari membawa obor.

"SEMUANYA! LARI!"

Biarkan rasa penasaran berlalu, yang paling penting di situasi saat ini adalah keselamatan. Rolex mengomando teman-temannya untuk pergi. Menyusuri semak belukar di taman kota, gemerisik dedaunan kering, gerimis dan langkah cepat mendominasi, belum juga ranting pohon yang menampar wajah berkali-kali.

Hingga akhirnya mereka sampai di jalan raya terbentang panjang. Bangkai-bangkai mobil mengisi jalanan. Deru napas saling bersahutan. Cass tidak tahu kenapa kaki yang awalnya lelah bisa berpacu kembali, rasanya jantung juga ikut berpartisipasi dalam lomba lari.

Tapi. Tunggu!

Dia melihat Rolex berhenti mendadak di pelarian, sementara Jack, Dixon, dan Jane nampak tidak menyadari sampai akhirnya ketiga orang itu juga ikut berhenti.

"CASS! DIMANA HEATHER?!" bentak laki-laki itu setelah menghitung jumlah mereka tampak berkurang. Satu orang sepertinya hilang. Cass mengedarkan pandangan tatkala nama Heather disebutkan.

"ARGH, B*NGSAT! Nggak heran anak kecil selalu ketinggalan! BENER-BENER NYUSAHIN!"

Rolex menatap nyalang Dixon yang baru saja mengucapkan itu secara terang-terangan. Apalagi ketika si topi hitam mulai mengumpat. Rolex bersumpah, jika ini bukan berada di ambang kekacauan dia sudah memukul wajah Dixon dari tadi. Tapi, tidak ada waktu untuk itu.

"ROLEX!" panggil Cass ketika lelaki headband hitam berlari berlawanan arah dengan tujuan mereka. Melesat memasuki kembali taman kota belakang perumahan dan menghilang di antara pepohonan.

"SERIOUSLY?!" tanya Dixon dengan helaan napas panjang.

"Uhm, itu tadi Rolex?! Serius dia se-peduli itu?! Bukannya selama ini dia mukulin adiknya terus?—"

"Nggak ada waktu untuk itu. I'm leaving." Setelah mengatakan itu Jane berlalu begitu saja, melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda menuju EBS.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang