***
"Kamu mau selamanya pura-pura nggak tau, hah?!"
Vokal tajam itu menusuk pendengaran Jack begitu mereka sampai di tempat tujuan, setelah meninggalkan meja kafetaria dan mendapat izin dari Edson. Ruangan luas berdinding kayu tempat istirahat saat itu sepi, cukup untuk membuat dialog mereka terkesan rahasia.
Alis Cass menyatu tajam, tatapannya seperti ingin melakukan kekerasan, sesuatu yang biasanya gadis itu hindari meski dia mampu bertarung. Dadanya naik turun, bernapas lewat mulut, satu kaki di depan kaki lainnya.
O ... oke. Jack mundur dua langkah, tangan terangkat canggung. Hanya ada satu alasan kenapa Cass mencengkeram erat lengannya semenjak Ruby bertanya soal—
"Harusnya kamu bisa lebih spesifik." Intinya dia sudah mengerti arah pembicaraan ini.
Cass berhenti mendorong tubuh Jack persis ketika punggung laki-laki itu menyentuh dinding kayu dengan keras. "Kamu jujur dan bilang ke mereka tentang PEMBUNUHAN YANG KAMU LAKUIN KE MATT!"
Gertakan setinggi ombak itu mampu membuat Jack sedikit terkesiap. Dia menelan ludah. Kepalanya membentur dinding kayu lagi saat siku tangan Cass menekan tenggorokan membuatnya nyaris kesulitan bernapas, sementara kedua tangan masih terangkat.
Jack bisa saja menendang Cass, namun dia memilih mengurungkan niat saat menemukan kalimat terlintas di otaknya. Kalimat yang mungkin bisa merubah pikiran gadis itu.
"Kamu nggak takut apa yang bakal terjadi kalau aku yang buka suara?" Jack menautkan alis mencoba mengajak Cass untuk ikut menenangkan diri lewat tatapannya.
"Aku bisa memutarbalikkan fakta. Kenapa nggak kamu aja yang ngomong?"
Gadis itu mendengus keras seiring perlahan tekanan dari tangannya melemah. Cass mengambil dua langkah mundur. Wajahnya berpaling ke kanan sembari mata terpejam. Serasa kepulan asap keluar dari telinga.
Memikirkan matang-matang jika dirinya yang bicara, Ruby tetap akan marah. Kalau Jack yang bicara, bisa saja dirinya yang diprovokasi. Kalau masalah ini tetap akan dipendam selamanya, mungkin akan selalu mengganggu pikiran mereka. Ralat. Mengganggu Cass lebih tepatnya. Karena Jack tidak keberatan membawa darah kawan di tangan selagi dia masih bernafas. Cepat atau lambat mereka akan menyinggung soal itu.
Jack mendekat untuk berbisik sesuatu. "Kamu bahkan nggak mau ini kebongkar, jadi buat apa kamu maksa bocorin semuanya?" Kemudian berlalu hingga sedikit menabrak bahu Cass. "Nggak jelas."
Laki-laki itu menggeser beberapa kursi sebelum berdiri di depan fire pit. Kedua tangan diusapkan lalu dipaparkan ke api. Cass memaksa diri untuk berbalik, gadis itu bisa memandang siluet yang kelewat tenang seraya menyebutkan kesalahan demi kesalahan lelaki itu perbuat. Big liar.
"Kalau mereka nyuruh bunuh aku ..." Lamat-lamat dia sejajar di belakang Jack. Menelan kasar saliva sebelum bertanya. "... apa kamu bakal ngelakuin itu?" Nadanya kali ini terkesan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEREAFTER ✓
AdventureCompleted story✓ Setelah upaya bertahan hidup dari maraknya wabah mematikan mayat berjalan-yang mereka sebut walkers. Bangkit mutasi baru yang menciptakan makhluk perangkak yang tinggal di kegelapan. The Night Crawler. Salah satu dari mereka berkhia...