• 29| [Now Or Never] •

81 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca

-———-

"Lihat kabin itu."

Kalau ada yang bisa menebak akan terjadi adu senjata api, maka orang itu benar. Persis seperti Jack bisa mencium bau beberapa menit sebelum terjadi tembakan terbuka. Tepatnya saat ini. Mungkin setelah ini.

Edson menunjuk salah satu log house yang cukup luas dan menjulang tinggi. Jauh dari perumahan, nyaris di tengah hutan. Siapa pun yang menempati tempat itu, mungkin bukan sembarang orang. Tidak sama seperti yang mereka temui lusa kemarin.

Jack bersama dengan pasukan Edson, Willem, Debbie dan satu orang lagi yang baru ditemuinya. Rigg—dengar-dengar mereka menyebut nama itu. Di antara mereka, Edson bisa disebut sebagai leader, setelah mendapat tugas dari Carter.

Pasukan pembunuh demi supplies.

Jack bisa saja tertawa geli sekarang. Tapi, berada di antara pria dan wanita dewasa bersenjata—yang mungkin tidak pernah senyum selama hidupnya—membuat pemuda itu meneguk ludah.

"Mereka pasti bersenjata," ujar Rigg mengisi ulang amunisi sniper riffle nya setelah habis menghujam para walker. "Kita juga harus hati-hati."

Jack hanya mengikuti mereka, menunduk bersembunyi di balik sebuah bangkai mobil usang. Di pagi hari pukul sepuluh, di tengah burung berkicau, geraman dan langkah walker dari kejauhan, serta handgun yang ditumpu di satu tangan.

Bekas menghilangkan nyawa beberapa orang waktu itu.

Debbie, Edson, Willem dan Rigg mengintai rumah itu sembari berdiskusi tentang rencana mereka. Sementara Jack malah membelakangi target dan bersandar pada ban mobil bekas. Memikirkan tindakan anehnya waktu itu. Bagaimana Cass murka hingga memukulnya, atau bagaimana mereka tidak akan bisa dipertemukan lagi.

Untuk yang satu itu dia benar-benar tidak yakin bisa membawa semua orang kabur dengan selamat dari naungan Dominator. Hanya ada sebuah tulisan yang sudah disusun rapi di kertas dalam saku hoodie.

Dan harapan. Lalu menunggu kapan dirinya berkesempatan bertemu dengan mereka—Jane dan Heather.

Jack menoleh saat Edson mengedarkan pandang pada satu persatu anak buah, kemudian pria itu mengangguk. "Debbie, bawa Jack kebelakang dengan mu. Rigg akan mengawasi dari tempat yang lebih tinggi. Sementara aku dan Willem yang akan menyelesaikan masalah ini."

***

Jack hilang fokus pada apa yang sedang berlangsung, setelah menunggu beberapa menit terasa lama. Seolah hanya menjadi beban yang mengikuti kemana perginya Debbie. Bersembunyi di halaman belakang kabin menyatu dengan semak belukar. Lagi-lagi pemuda itu hanya memunggungi arah di mana kabin berada, tanpa memperdulikan ricuh di depan rumah.

HEREAFTER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang