#13

4.2K 154 7
                                    

Sang mentari pagi seolah perlahan merangkak naik keatas langit, dirumah besar milik keluarga Baylor seperti biasa di sibukkan dengan pekerjaan rutin setiap harinya.

Ara yang baru saja datang tidak menemukan keberadaan Ale disana, biasanya di hari minggu seperti ini cowok itu masih ngegym di ruang olahraga.

''Ale kemana mih?'' tanya Ara pada Rani

''Katanya mau jengukin temennya di rumah sakit'' ucap Mami Rani tersenyum menyambut kedatangan menantu kesayangannya itu.

''Citra'' gumam Ara.

''Kenapa sayang?'' tanya Mami Rani bingung dengan raut wajah Ara yang berbeda.

''Gapapa mih, Ara mau nyusul Ale dulu ya'' ucap Ara

Ara memakai jaket denim hitam miliknya, ia mengendarai motornya dengan kecepatan normal, Ara bertanya tanya pada dirinya apa memang kebahagiaan tercipta untuknya hanya sesaat? kemarin Ia bahagia karena perubahan sikap Ale terhadapnya, tapi sekarang Ia harus menanggung sakit lagi.

Ara memarkirkan motornya di kawasan rumah sakit, Ia menggeleng gelengkan kepalanya saat berfikir seperti itu, dirinya tidak boleh egois. Citra dengan kondisi yang seperti ini sangat membutuhkan kehadiran Ale.

Ditengah perjalanan Ara terkejut melihat Ivan Reja Aldo Rafael Barko dan Ujang tengah berada didepan pintu kamar rawat Citra, ngapain mereka berkumpul disana?

''Ini ada apa? Ale mana?'' tanya Ara yang melihat raut wajah mereka gelisah.

''Ale didalam, Penyakit leukemia Citra makin parah ra'' sahut Ivan tanpa menoleh.

Mata Ara membulat sempurna, leukemia? pantas saja Ale tidak menceritakan soal penyakit Citra ''G-gue mau masuk'' Ara menyentak tangan Aldo dengan kasar saat cowok itu hendak menghalanginya masuk.

Saat sudah berhasil masuk kedalam, Ara mendengar perbincangan Ale dengan Citra, Ia bersembunyi dibalik tirai pembatas ruang rumah sakit, persetan dengan dirinya yang menguping pembicaraan orang lain.

''Ale.. kamu tau kan hidup aku udah nggak lama lagi?'' Citra membuang wajah pucatnya kearah lain.

''Gue nggak suka lo ngomong gitu, gue yakin lo bisa sembuh Cit'' Ale menatap lembut wanita itu dengan tangan yang menggenggam dan mengelus tangan Citra.

''Kamu mau nemenin sisa hidupku Al?''

''Kamu mau nemenin aku setiap hari?'' tanpa ragu Ale mengangguk mengiyakan permintaan Citra.

Ara memejamkan matanya saat melihat Ale mencium kening wanita itu dengan lembut, dadanya berdesir nyeri, Ia menggenggam erat tirai rumah sakit untuk menyalurkan semua rasa sakitnya.

Dirinya tidak boleh egois, mereka bersahabat sudah dari kecil. sedangkan Ia mengenal Ale hanya 2 tahun. Semenjak dirinya bersekolah di SMA Baylor.

Ara berjalan mendekat kearah mereka dengan senyuman yang terpancar diwajahnya, seperti tidak terjadi apa apa ''Hai!"

Keduanya sama sama terkejut melihat kedatangan Ara termasuk Ale yang saat ini menjauhkan bibirnya dari kening Citra.

''A-ara? k-kamu dari tadi di sini?'' ucap Citra terbata bata.

Ara menggeleng berpura pura bingung ''Nggak, gue baru aja dateng emang kenapa?''.

''A-ah gapapa ko''

''Sorry ya gue nggak bawa apa apa, soalnya buru buru tadi'' ucap Ara sambil melirik Ale yang masih terdiam.

''Iya ra gapapa nggak usah repot repot, tadi Ale juga udah bawain makanan ko''

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang