#15

4.7K 166 2
                                    

''Makan dulu yuk'' ucap Ara.

Ale kembali menggeleng di dekapan tunangannya, Ara memijit pelipisnya pusing sekaligus kesal. Sudah setangah jam Ia membujuk cowok itu yang sedang sakit ini untuk makan.

Ara dapat merasakan deru nafas Ale yang panas, Ia tidak tega melihat Ale terbaring lemah serta mata yang memerah seperti ini.

Ara menaruh mangkuk yang berisi bubur buatannya diatas meja, lalu mengelus kening Cowok itu yang sudah terpasang plester penurun panas.

''Eh eh apa apaan'' Ara segera menepis tangan Ale yang hendak mencopot plester itu.

''Kaya anak kecil," ucap Ale parau.

''Nggak! ini tuh buat orang dewasa, udah ah.'' Ara membenarkan letak plester lalu mengambil semangkuk buburnya.

''Makan dulu yuk sedikit aja, kamu tega? aku udah cape cape buatin buburnya.''

Ale mengeratkan pelukannya pada pinggang Ara membenamkan wajahnya didada wanita itu, Ara mendesah frustasi memikirkan bagaimana cara membujuk Ale untuk makan. Ia melepaskan pelukannya membuat sang empunya mendongak tak suka.

''Aku mau pulang aja kalo kamu nggak mau makan,'' ucap Ara berpura pura mengemasi tasnya.

Ara membalikkan tubuhnya. perempuan itu terkejut mendengar suara tangis dibelakangnya, Ia kembali mendekat menaiki kasur menyingkirkan selimut yang menutupi seluruh tubuh laki laki itu.

''Kamu ko nangis?''

''Nggak mau ditinggal,'' Ale kembali terisak memeluk tubuh Ara.

''Maka nya makan kalo nggak mau aku tinggal''

Mau tak mau Ale mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai menyuapi Ale. Ara berniat menaruh mangkuk kosong bekas buburnya ke dapur, namun Ale menahannya dengan mata yang memerah. alhasil Ara harus meniduri bayi besarnya ini terlebih dahulu.

Ara berbaring disamping Ale yang sedang memeluknya, Ia mengelus punggung Ale lalu berganti mengelus rambut laki laki itu. Ara memejamkan matanya sebentar lalu melepaskan tangan besar Ale yang melingkar dipinggangnya, Ia turun dari kasur saat Ale sudah tertidur pulas.

''Mami'' panggil Ara.

''Ale udah tidur?'' tanya Mami Rani.

Ara mengangguk ''Beres mih''.

''Anak itu kalo lagi sakit manjanya melebihi bayi''

Ara terkekeh setuju ''Kalo gitu Ara pamit dulu ya mih, ada latihan'' pamitnya menyalami punggung tangan Rani.

''Kamu jangan terlalu capek ya sayang'' ucap Rani mengusap sayang surai rambut menantunya itu.

''Siap'' seru Ara memberi hormat.

...

Ara menatap sahabatnya dengan bingung, sedari tadi Rena cuma nga ngo nga ngo doang tanpa berbicara yang jelas.

''Lo mau ngomong apa si Ren?" tanya Ara terlanjur kesal

Rena menghela nafas panjang ''Lo yakin masih mau bertahan sama Ale?'' ucap Rena.

''Masih, gue masih pengen bertahan sama dia walaupun gue sendiri belum tau perasaan dia kaya gimana'' jawab Ara.

Ara memang tidak pernah sama sekali punya rasa menyesal setelah menerima pertunangan itu, sungguh Ia sangat bahagia sekarang.

Rena memeluk sahabatnya memberi semangat ''Kalau ada masalah apapun lo bisa cerita ke gue, jangan sungkan kita udah lama kenal ra gue nggak mau sahabat gue sakit.''

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang