Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa perjuangan kisah cinta Ara dan Ale yang penuh gelombang pasang surut telah menghasilkan anak tampan ditengah tengah mereka. Keluarga kecil yang jauh lebih bahagia.
Sementara kisah Rena dan Reja, mereka telah menikah satu tahun yang lalu disusul oleh Barko dan April yang kini tengah hamil 2 bulan kecuali Rena. Belum bisa memberikan keturunan untuk Reja sampai sekarang, untungnya Reja Laki laki yang tidak banyak menuntut. Ia menerima kekasihnya apa adanya. Rena sehat walafiat saja Reja sudah bersyukur.
Aldo dan Nana sudah lebih dulu menikah dan mempunyai seorang putra tampan berusia 2 tahun bernama, Atlas Osvaldo
Rafael? anak itu tidak mau melanjutkan ke jenjang perkuliahan, Laki laki yang beranjak dewasa itu memilih mengurus Cafe kecilnya yang Ia beli dari Ale, Walaupun sebenarnya Ale memberikan Cafe itu sebagai hadiah. Tetapi ditolak dan malah membelinya dengan tabungannya sendiri. Ia beralasan ingin menjadi mandiri dan sukses dengan kerja keras nya sendiri untuk bunda nya yang jauh disana.
Sedangkan Bang Sandi, setelah putus beberapa tahun yang lalu Laki laki itu belum menemukan pengganti sampai sekarang. Karena keterkaitan pekerjaan nya Sandi dan Vegas seperti sebuah prangko. Hampir setiap hari mereka selalu bersama demi memperluas bisnis antar geng keduanya.
Bahkan sampai melahirkan sebuah istilah seperti, jika kau mencari Sandi, temukan saja Vegas. Dia akan ada disana. Dan sebaliknya.
Laki-laki berkemeja putih serta Jas hitam yang disampirkan disalah satu lengannya baru saja memasuki rumah keluarga kecilnya.
Laki laki itu mengernyitkan dahinya merasa rumahnya sangat gelap dan sepi. Jantungnya berdegup kencang, Ia menggelengkan kepalanya menyingkirkan pikiran yang tidak tidak. Mata tajamnya menelusuri sekelilingnya mencari keberadaan istri dan anaknya.
Ale menerobos masuk kedalam rumahnya. hal pertama yang ia lihat adalah sosok kecil muncul dari balik kegelapan sambil membawa sepotong kue...
"HAPPY BILTDAYY DADDY!!" sosok kecil berusia 4 tahun lebih itu berteriak diikuti seluruh lampu yang sudah menyala sempurna.
Terlihat disana sudah ada para sahabatnya, teman teman Ara dan Mami Papi nya. Mereka semua ikut andil dalam merayakan ulang tahun Laki-laki yang sekarang beranjak 24 tahun. Rasa lelah mengurus perusahaan besar mendadak sirna ketika iris emas menangkap putranya yang sedari tadi merentangkan tangannya meminta nya untuk digendong.
"Cake itu bukannya untuk daddy, hm? kenapa di makan?" Ale mengangkat bocah gembul itu lalu membersihkan sisa noda cream di sudut bibir putranya.
Pavel menunduk merasa bersalah, anak itu mengangkat tangannya. Memberikan sisa Kue'nya pada Ale, "Ini daddy. Tadi Pavel sangat lapal menunggu daddy lama sekali, telus Pavel meminta mommy memotong kue nya. Maafkan Pavel daddy, jangan malah." cicitnya.
Ale terkekeh lembut, "Daddy nggak marah boy. Mau lebih banyak lagi? nanti daddy belikan"
Mata anak itu berbinar antusias, "Benalkah daddy? daddy tidak belbohong kan??"
Ale menaikkan sebelah alisnya."Memangnya daddy pernah berbohong?"
Si kecil Pavel menggeleng gelengkan kepalanya sebanyak tiga kali, "Daddy tampan sepelti Avel. Tidak pelnah belbohong.."
Laki laki itu terkekeh gemas.
Sehingga deheman keras dari Papi Adi berhasil mengalihkan perhatian keduanya. Ayah dan anak itu tersenyum kikuk setelah menyadari bahwa mereka sedari tadi tengah diperhatikan.
"Selamat ulang tahun suamiku," Ara berjalan mendekati keduanya dengan riang.
Ale melingkarkan tangannya dipinggang istrinya dengan satu tangan yang masih menggendong putranya, ia mengucapkan terima kasih sembari mengecup kening Ara.
Mami Rani mengelus rambut Ale dengan penuh kasih sayang. "Selamat bertambah usia anakku, Semoga kamu menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk keluarga kecilmu."
"Papi cuma bisa kasih ini," Adi memberikan sebuah kotak kecil namun mewah berwarna gold.
"Terima kasih pih."
Teman temannya turut memberi selamat kepadanya. Hingga satu jam berlalu Mami dan Papi nya izin pulang karena ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggal, sehingga menyisahkan para manusia berisik. Lebih tepatnya Reja dan Pavel kecil yang sedang bertengkar sekarang.
Reja menyeringai, Laki laki itu kembali menggoda anak itu. "Kamu itu buntel, makanya jangan kebanyakan jajan. Nih lihat perutnya udah kaya karung beras."
Reja mengunyel ngunyel perut anak itu, Pavel segera memberontak dipelukan Reja.
Tapi beberapa saat Ia berhenti. Raut wajahnya kebingungan, "Buntel itu apa?"
"Buntel itu gemuk, kaya gini." Reja menepuk pelan perut anak itu.
"Avel ndaaa gemuk!!!" Pavel cemberut tidak suka.
"Oke, kalo Avel nggak gemuk coba ikutin Om Reja." Reja meletakkan Pavel dilantai, Laki laki itu berlari kecil sembari memanggil nama anak gembul itu.
Anak itu berusaha bangkit. Kedua tangan mungilnya menyentuh lantai, Pantat nya menyembul keatas. Ia berhasil berdiri tegak, Pavel berlari kecil berusaha menyusul Laki laki menyebalkan itu. Namun... ketika langkahnya yang ke tujuh Ia terjatuh.
Reja yang melihat itu sontak berlari mendekat kemudian Ia tertawa terbahak bahak.
Sedangkan Pavel, wajah anak itu memerah menahan tangis. "Om leja jaat!." ucapnya sambil memalingkan wajahnya kearah lain.
"Huweee Avel nggak mau main sama Om leja lagi!!" Pavel meraung kencang, Ia berlari menghampiri Vegas dan Sandi.
Kedua Laki laki dewasa yang masih jomblo itu sontak terkejut melihatnya, Sandi membawa tubuh mungil Pavel ke pangkuannya. "Jagoan kecil kenapa menangis, hm?"
Pavel menyembunyikan wajah penuh air mata di dada bidang Sandi, "Om leja nakal! Avel ndaa mau main sama Om leja lagi."
"Tenang, biar Om Ivan balas untuk jagoan kecil kesayangan kita." Ivan mengambil ancang ancang sebelum menarik kerah belakang Reja ke tempat berkumpulnya Aldo, Rafael, Barko dan Ujang.
Kelima Laki laki itu lantas membabi buta memukul pantat serta punggung Reja. Mereka hanya diam ketika jagoan kecil nya dijahili dan ini saatnya untuk membalaskan dendam sang bocah gembul. Belum puas memukul sahabatnya, kegiatan mereka mendadak terhenti oleh raungan tangis.
Si kecil Pavel turun dari pangkuan Sandi. Ia berlari menghampiri kelima Laki laki tampan itu.
"ANAN PUKUL OM NYA AVEL!!" Pavel memeluk kepala Reja yang sudah terbaring tak berdaya. Melindunginya dari amukan kelima sahabat ayahnya.
"Kita pukul nya pelan ko, serius deh." ringis Rafael.
"Maafin kita ya jagoan kecil," timpal Ivan.
Pavel memalingkan muka, tangan mungilnya menarik lengan Reja. Berusaha membantunya untuk duduk.
"Apa sakit?" tanya nya polos.
Reja cemberut, Laki laki itu memeluk Rena yang kini sudah berada disampingnya. "Bukannya kamu nggak mau main sama om lagi?"
Air mata Pavel kembali runtuh, ia menangis sekuat kuatnya. "Avel salah ya? huweee om leja hiks Avel sayang om leja. Avel mau main sama om leja huhuhu Avel minta maap." kedua telapak tangan mungilnya ia satukan didepan dada sebagai bentuk permohonan.
"Cup cup sayang, jangan nangis lagi ya nanti mata nya jadi jelek loh." ucap Rena menenangkan.
Pavel menggeleng, ia merentangkan tangannya meminta Reja untuk menggendongnya. Melihat tidak ada tanda tanda Reja akan menggendongnya, anak itu menurunkan tangannya. "Om leja nggak mau maafin Avel ya?" bibirnya melengkung kebawah menahan air matanya.
Reja tidak tahan untuk terus menjahili keponakannya itu. Ia merentangkan tangannya, mengangkat si kecil Pavel tinggi tinggi. Anak itu tertawa geli karena perutnya di serang ciuman bertubi tubi oleh Reja.
"Om Reja cuma bercanda. Maafin ya."
Pavel mengangguk anggukan kepalanya berkali kali, tangannya melingkar dileher Laki laki itu. menyembunyikan wajah gemasnya pada ceruk leher Reja. "Eumm! Maafin Avel juga yaa..."
...
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALE BAYLOR
RandomAle Arsenio Baylor atau lebih di kenal Ale, lelaki misterius yang memiliki masa lalu kelam itu menyandang sebagai most wanted di SMA BAYLOR sekaligus cucu dari pemilik sekolah tersebut Sayangnya Ale memiliki sifat yang dingin, cuek serta nakal. I...