#44

1.1K 53 42
                                    

Part ini lebih fokus ke Ale dan teman temannya!

                        
                            ☠️☠️☠️

Laki laki bertampang tengil tengah bosan seraya memainkan sehelai tisu yang Ia buang ke sembarang arah. Mata Reja mengarah pada aktifitas masing masing teman temannya. Ale, Vegas dan Bang Sandi serta Raga disibukkan oleh beberapa berkas bisnis antar gang nya, sedangkan Aldo serta Ivan turut membantu menyalin beberapa laporan penting. Sementara Barko dan Ujang izin mengatur para anggotanya.

Beberapa kali Reja menghela nafasnya gusar, Ia berdecak tidak tahu harus melakukan apa. Ingin sekali dirinya membantu Ale tetapi hawa disana terasa begitu menakutkan. Ingin membantu Aldo Ia enggan sekali mengetik.

Reja tersenyum sumringah ketika terlintas ide bahwa Ia sudah memutuskan untuk membantu Barko membimbing latihan bela diri anggota XxBlack.

"PERHATIAN SEMUANYA, HARI INI LATIHAN REJA VANENDRA YANG AMBIL ALIH. OKE? " ucap Reja sembari mempraktekkan beberapa gerakan bela diri.

"GERAKANNYA LEMBEK BENER UDAH KAYA LATIHAN DANCE TIKTOD"

"TANGAN MUSUHNYA PLINTIR KE BELAKANG JANGAN KEDEPAN."

"BUKAN BEGITU CUP, KAYA GINI NIH." koreksinya ke salah satu anggota XB, Ucup.

"DITENDANG WOI BUKAN DI BANTING."

Muka masam dikeluarkan anggota XB, dengan enggan mereka mengikuti gerakan yang dicontohkan Reja. "Gimana si bang? katanya banting kedepan kenapa sekarang ditendang?" protes anggota XB.

Reja mengelap keringat pada pelipis wajahnya, "Nah itu namanya teknik cadangan, siapa tau musuh yang kita hadapin badannya lebih gede, mampu lo banting? kalo gue si nggak. liat aja badan gue krempeng begini, mana kuat. mending di tendang kalo nggak mampu ngebanting."

Barko, Ujang, Aldo, Ivan, Ale dan Bang Sandi hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Sudah terbiasa menghadapi tingkah ajaib sahabatnya.

"Gimana gas? lo jadi investasi dibisnis kita? " tanya Sandi.

Vegas mengangguk setuju, Ia membenarkan kaca mata miliknya sembari melanjutkan membaca berkas bisnis tersebut. "Masalah keuntungan gue percaya sama lo." balasnya ke Sandi.

Bang Sandi tersenyum, pandangannya beralih pada Laki laki yang tengah sibuk mengotak ngatik laptop bersama Raga. "Sistem aman?"

Raga mengangkat dua jempol miliknya, "Amann Bangg."

"BANG REJA APAANSI?! GANGGU TAU NGGAK?." teriak Rafael kesal.

Reja tertawa, Laki laki itu merasa belum puas. Ia kembali mencubit gemas kedua pipi anak itu yang tengah belajar dengan serius.

Rafael sudah beberapa kali berusaha menyingkirkan sesekali menggigit tangan Laki laki yang terus mengganggunya, tetapi Reja malah semakin gencar meledek dirinya.

"Mending Bang Reja bantu ajarin latihan bela diri aja sana," usir Rafael.

"Nggak ah cape."

Entah kemasukkan setan apa Reja menciumi pipi Rafael secara bertubi tubi, "Lo gemes banget anjing."

Rafael terdiam pasrah, Ia lanjut membaca buku pelajaran dengan wajah yang masih di unyel unyel oleh Reja.

Kesempatan ini dimanfaatkan Reja dengan sangat baik, Laki laki tersebut merampas buku milik Rafael. Keningnya mengerut, "Gila! soal kelas 10 ko sama kaya kelas 12 si anjir, sama sama bikin stres."

"Jangan samain otak lo sama otak Rafael, beda jauh." sahut Ivan.

Reja tidak menanggapi ucapan sahabatnya, Ia cenderung fokus pada Rafael. Tangannya terulur mengikat rambut anak itu.

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang