#3

6.3K 235 13
                                    

''ALEEE, CK! TUNGGUIN DONG''

Gadis berambut panjang berlari mengikuti lelaki yang sama sekali tidak menghiraukan nya, gadis itu melangkahkan kakinya untuk terus menyamakan langkahnya di samping cowok itu.

Ale Arsenio Baylor, cowok yang di panggil terus menerus lantas menoleh ke arah samping ''Ck, berisik" ketusnya.

''Tapi gu-

''Lo nggak malu ngikutin gue terus? nggak punya harga diri?," potongnya.

Setelah mengatakan itu Ale pergi meninggalkan Ara yang menatap sedih pada punggung tegap cowok itu, Ia menatap kotak bekal yang di bawanya

''Gapapa ra, masih ada hari esok.'' ucap Ara semangat.

''Semangat Ara!!'' lanjutnya, setelah itu pergi dari sana.

Seluruh murid yang ada di SMA BAYLOR memang sudah tau bahwa Ara menyukai Ale sejak lama, maka tak jarang ada yang membicarakan Ara secara terang terangan.

Namun, sedikitpun Ara tak takut akan omongan itu. dia gadis yang tak pernah takut akan hal apapun yang menghalangi kebahagiaanya.

''Dari mana lo le? muka di tekuk begitu,'' tanya Ivan sambil memakan bakso yang Ia pesan.

''Pasti habis ketemu Ara tuh,'' tebak Aldo.

Ale hanya mengangkat bahunya acuh. Ia sendiri tidak tahu, apa yang ada di pikiran gadis itu yang masih saja mengejarnya, padahal Ia sudah menolaknya secara terang terangan.

''Nih ya gue bilangin, awas nyesel Ara itu cantik bro jauh dari kata jelek dia juga bukan cewek matre yang ngejar ngejar lo cuma buat uang doang '' ucap Reja seraya menyantap bakso milik ivan.

''Bakso gue tinggal sebiji kenapa lo embat juga anjing! '' Ivan menatap mangkok baksonya yang kosong.

''Bang Ale gay mungkin,? '' cetus Rafael dengan polos.

''BANGSAT NGAKAK," Reja dan ivan tertawa terbahak bahak mendengar pertanyaan Rafael yang polos nyerempet bego.

Ale yang mendengarnya langsung menatap tajam ke arah Rafael seakan dengan tegas mengatakan,
''Mau mati?''sambil mengangkat sebelah alisnya.

Rafael meneguk ludahnya panik, Ia menyembunyikan dirinya di belakang tubuh ivan dan aldo.

Ia mencibikkan bibirnya.mengangkat dua jarinya berbentuk V ''Bercanda Bang.''

...

''Lo nggak ke kantin ra?,'' tanya nana ke Ara.

''Iya Ra, ko tumben lo tidur di jam istirahat biasanya juga semangat banget ke kantin biar bisa ketemu si Ale '' ucap April.

''Nggak usah sebut si brengsek itu, benci gue. '' kata Rena dengan kesal

Rena memang tak menyukai cowok yang sudah menyakiti sahabatnya dengan berbagai macam kata yang menyakitkan, Ia tahu bahwa Ara lah yang mengejar ngejar cowok itu. tapi menurutnya, apa pantas Ara mendapatkan kata kata seperti itu.

''Udahlah, lo pada ke kantin aja gue ngantuk semalam tidur cuma tiga jam doang '' Setelahnya, Ara menyatukan bangku agar Ia bisa tiduri dengan setumpukkan tas temannya yang di jadikan bantal.

''Ck, pasti nontonin semua mv nya exo.''

Teman teman Ara berjalan menuju kantin, mereka tidak menemukan meja yang kosong. Mata Rena melirik ke penjuru kantin untuk memastikan apakah benar meja kantin sudah terisi penuh.

Rena mendengus kesal. ''Ni manusia udah nggak makan berapa tahun si, masa semua meja penuh.''

''Sekolah elit, meja kantin kurang sulit.'' imbuh Nana

''Bego, bukan karna meja tapi makhluk nya kebanyakan jadi nya kurang.''

''Lo lebih bego April!! '' teriak Rena dan Nana

Semua murid di kantin kini menatap ke arah mereka, begitu pun teman temannya Ale yang berada di sana.

''AYANG RENA SINII," teriak Reja memanggil Rena yang kini berjalan ke arah mereka.

''Nggak usah teriak teriak bisa?'' sentak Rena yang sudah duduk di samping Reja dengan menggeser tubuh Ivan, sedangkan Nana dan April sibuk memesan makanan untuk mereka.

Reja menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal, '' Oke sayang maaf ya.''

Rena memutarkan kedua bola matanya malas

Ivan yang melihat mereka cuma bertiga nampak bingung. ''Ara mana? ko tumben nggak ikut.''

''Tidur di kelas,'' jawab Nana yang baru saja datang bersama pesanannya

''Tumben gile tu anak, biasanya jam segini udah teriak teriakan.''

''Wah le, Jangan jangan Ara udah move on dari lo atau Ara udah punya pacar? ''

Ale hanya diam tak berekspresi, tangannya terulur mengambil benda pipih tipis dari dalam saku celananya dan mengetik sesuatu di sana. Ia beranjak dari duduknya mengabaikan teriakan teman temannya.

...

Drrtt drrtt:

Ara merenggangkan tubuhnya setelah lama tertidur di kelasnya, ia meraih ponsel dari balik sakunya menerima pesan dari seseorang Ia mengerutkan keningnya sejenak sebelum tersenyum manis pipinya merona tatkala melihat isi dan nama dari pesan tersebut.

Ale ale🙄❤️
tnggu d st,jn kmn mn.

                                                    Ara Brady
                                    oke sayang. (delete)
                                                     oke (send)

Ara menarik nafasnya dalam dalam. Saat melihat Ale masuk ke kelasnya dan berjalan ke arahnya sembari membawa sekantong plastik yang entah apa isinya.

Ale duduk tepat di depan Ara kini Ia dan Ara saling berhadapan. Melihat Ara yang diam saja membuat dirinya gemas, Ale lalu menaruh sekantong plastik di meja.

''Makan,'' ucap Ale memecahkan keheningan di antara mereka.

Ara terkesiap gugup,
''Buat gue? serius? ko tumben.''

Ara membuka makanan yang di bawa Ale lalu memakannya. Ia berusaha menahan gugup mati matian, saat melihat Ale yang sedang menatapnya dalam diam. Ia memakan dengan slay agar crushnya ini tidak ilfiel melihat dirinya sedang mengunyah.

Tidak tau saja Ara kalau makan bersama teman temannya maupun di rumah berasa makan di warteg dengan mengangkat sebelah kakinya.

Ara melototkan matanya melihat Ale berdiri dari duduk nya kemudian melangkah keluar kelas tanpa sepatah katapun, ''Itu beneran Ale?'' ucapnya berkidik ngeri.

Bel masuk berbunyi, Semua siswa dan siswi memasuki kelasnya masing masing. di jam pelajaran terakhir, Ara tidak fokus memperhatikan apa yang di jelaskan gurunya.

Ia sedang memikirkan bagaimana bisa Ale menghantarkan nya makan secara dirinya selalu saja mendapatkan kata kata tajam seakan Cowok itu tidak memikirkan perasaannya

...

''Gue duluan ya gaes,'' ucap Ara sambil memasukan buku bukunya kedalam tas dengan tergesa gesa.

''HATI HATI,'' teriak teman temannya.

Ara berjalan cepat menelusuri koridor yang tampak ramai karna seluruh murid berhamburan untuk pulang. Ia berjalan ke kelas Ale, Ara ingin berterima kasih karna belum sempat mengucapkan kata itu saat dirinya dibelikan makan tadi.

Sampai akhirnya Ara melihat Ale bersama wanita yang tidak Ia kenal sedang tertawa bersama, pandangan tersebut membuat Ara memundurkan langkahnya pelan. sungguh amat sakit melihat orang yang kita perjuangkan selama ini tertawa tanpa beban bersama wanita yang sama sekali tidak Ara kenal.

''dia siapa? '' batinnya

...

TBC.

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang