#28

3.9K 124 7
                                    

Seorang cowo yang sudah rapih dengan setelan seragam sekolah SMA nya kini tengah memandang wajah cantik Ara yang sedang tertidur lelap. Ia mengelus surai rambut hitam milik Ara pelan, tidak berniat untuk membangunkannya.

Ale melirik luka di tangan istrinya dengan tajam, tangannya kini terkepal kuat sehingga membuat kuku kukunya memutih, Ia menghembuskan nafasnya ke samping lalu berbalik menyugarkan rambutnya kebelakang.

Ale menoleh saat pinggangnya di colek, "Morning, butuh apa? mau minum?" ucapnya tersenyum hangat.

Ara mengangguk, Ia hendak menyenderkan punggung nya ke dinding kasur namun sulit. perutnya terasa sakit dan keram.

"Sakit ya?, minum dulu."

Ale mengangkat kepala Ara dengan telaten, cowo itu mengambil beberapa bantal miliknya untuk Ia gunakan sebagai menyanggah kepala Ara agar lebih tinggi.

"Aku ngga usah sekolah aja ya" pinta Ale memohon

Ara menggeleng, "kamu ngga perlu khawatir aku gapapa, di sini aku merasa aman karna banyak anggota kamu yang jagain aku, aku percaya sama mereka semua."

"Makasih, tapi bukan itu yang aku maksud, aku pengen ngerawat kamu, ini semua salah aku."

"Aku ngga becus jagain kamu" lanjutnya

Ara tertawa singkat, Ia meraih tengkuk cowo itu dan membenamkannya di dada miliknya "Kamu udah berusaha buat jagain aku, dan lihat sekarang aku baik baik aja." ucap Ara mengelus rambut Ale

"Sekolah ya, ngga boleh bolos awas kalo bolos aku marah nanti" ancam Ara sembari mengapit kedua pipi Ale membuat cowo itu memonyongkan bibirnya gemas.

Ale mengangguk lucu, Ia mengecup kening Ara lalu menyampirkan tasnya di salah satu bahunya. Ale berjalan dengan lemas ke luar kamar sebelum menutup pintu kamarnya, Ale sempat menyembulkan kepalanya menatap Ara untuk meyakinkannya sekali lagi.

Sedangkan Ara mengangguk mantap sambil menghibaskan kedua tangannya seperti mengusir, membuat Ale mendengus kesal lalu menutup pintu itu.

...

"Ale belum dateng?" tanya Aldo pada teman temannya yang sedang menyalin tugas

Ivan dan Reja hanya menggeleng tidak tahu tanpa beralih dari buku milik mereka

"Dia ngechat lo pada ngga? kalo bolos tumben banget ngga ngajak," tanya Aldo kembali.

Tanpa menjawab Ivan dan Reja kembali menggeleng, kedua mata dan tangan mereka masih fokus menyontek tugas dari salah satu teman kelasnya yang pintar.

Aldo melirik sebentar lalu melengos sinis, "PR itu kerjainnya di RUMAH bukan di SEKOLAH ." sindirnya dengan penuh penekanan

"Gue udah bilang tadi malem jangan dugem javan jangan dugem, tapi mal-" ucapan Aldo terhenti saat Reja memukul meja nya kesal

"Do, lo ko jadi bacot banget anjing" seru nya frustasi

Ivan mengerutkan kedua alisnya, Ia merasa ada yang janggal dari perkataan temannya itu, "Javan siapa?." tanya nya pada Aldo

"Reja Ivan."

Aldo menyeringai. "Lo berdua couple gol banget," pujinya sambil memainkan kedua alisnya melipatkan kedua tangannya di meja, memandang kedua temannya secara bergantian.

Sontak Reja dan Ivan menatap satu sama lain dengan geli, dengan gerakan cepat Ivan langsung berdiri
pindah di bangku yang paling belakang sambil menggerutu tidak jelas.

Aldo tertawa karna berhasil mengerjai teman temannya, sedangkan Reja yang sedari tadi masih loading kini tersadar.

"NAJIS LO ANJING," teriak Reja mengambil ancang ancang untuk melemparkan sepatunya ke wajah Aldo yang ingin kabur keluar kelas dan..

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang