#22

4.1K 167 10
                                    

06:20

BRAKK

"AAAAAAA"

"MAMIIIIII"

"ALE MIH ALE"

"JANGAN LARI SAYANG NANTI JATUH"

Mami Rani yang sedang menunggu di meja makan bersama Papi Adi serta Rafael panik melihat calon menantu mereka berlari tergesa gesa menuruni anak tangga.

"Kenapa kenapa?" tanya Mami Rani

"Kenapa Kkara?" tanya Rafael yang ikut panik

"Kenapa nak?" kini Papi Adi yang bertanya

"ALE MESUM! DIA TIBA TIBA MASUK KAMAR ARA PADAHAL ARA LAGI PAKAI HANDUK DOANG MIH PIH HUAAAA" teriak Ara histeris sembari menangis menahan malu.

Bug!

Mami Rani melempar salah satu sepatu mahal nya ke arah Cowok yang baru saja turun menggunakan lift dengan santai, Cowok yang di lempar hanya menatap datar ke arah mereka, Ara yang melihat Ale buru buru Ia bersembunyi di balik punggung Papi Adi.

"Itu pelaku nya mih," tunjuk Ara tanpa melihat ke arah cowok itu.

"Kamu yak! Bener bener nggak bisa tahan lebih lama lagi hah?!" omel Mami Rani sembari menjewer kuping anak nya , yang di jewer sama sekali tidak menunjukkan raut wajah kesakitan.

"Malu maluin para kaum lelaki saja kamu," timpal Papi Adi.

Ale mengarahkan pandangannya ke Ara yang sedang menyembulkan kepalanya di balik punggung Papi Adi, Ia melihat Ara yang sedang meledeknya.

"Apa lo mesum wlee," ledeknya.

"Apasi bi?! Aku kan nggak tau kamu habis selesai mandi" kesal Ale

"Bi bi bi, babi?" ucap Rafael tiba tiba, di balas tatapan maut oleh Ale.

"Bodo amat, mesum" balas Ara.

"Oke, aku mau nikah sama Ara." Ale menimpali jawabannya kepada Mami Rani.

"Sekarang," lanjutnya.

"Kamu kira ngatur pernikahan secepat itu ha? belum ngatur konsep pernikahannya, belum lagi pilih catering, gaun, dekor, undangan souvenir,perhiasan,dokumen dan yang paling penting persiapan mental, emang Ara mau nikah sama kamu.?" jawab Rani panjang lebar

"Mau," balas Ale penuh keyakinan.

"Bener nak?" tanya Mami Rani pada Ara.

"Emmm" Ara berpose ala ala berfikir keras, membuat Ale menunggu jawabannya dengan was was.

Ara mengangguk mantap sambil mengacungkan dua jempol miliknya.

Ale tersenyum sinis menyugarkan rambutnya kebelakang, Ia menatap Rani yang sedang menatap ke arahnya. "Apa?"

Rani melengos beralih menatap calon mantu nya."Kamu mau tanggal dan bulan berapa nikahnya sayang?"

Ale mendengus mendengar cara bicara Mami nya berbanding terbalik dengan cara bicara kepadanya

"Lebih baik papi mami bicarakan dulu sama ayah bunda biar kalian aja yang ngatur semuanya"

"Baiklah, biar papi dan para pelayan terbaik yang atur pernikahan kalian dari sekarang"

Rani memeluk Ara dengan sayang, wanita paruh baya itu menangis membayangkan rumah besar ini akan sepi nantinya tanpa mereka berdua.

"Mami jangan nangis, nanti kami sering main ke sini ko, jenguk Rafael juga." ucap Ara berusaha menenangkan Maminya.

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang