#35

2.7K 92 23
                                    

Ara tak henti hentinya menangis sedari tadi, Ia menatap pintu operasi yang mulai tertutup dengan derai air mata. lampu merah diatas pintu ruangan itu menyala, menandakan operasi akan segera di mulai.

Mata Aldo memerah, Ia mengatupkan bibirnya rapat rapat menahan tangis.

"Gimana keadaan Ale?," Reja dan anggota Xxblack baru saja tiba setelah selesai mengurusi tempat kejadian tadi.

Aldo menunjuk ruangan operasi tanpa bersuara sedikit pun

Rafael melirik Ara yang sedang terduduk lemas, anak itu berinisiatif membawa Ara untuk duduk di bangku rumah sakit.

Rafael melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Ara, "Bang Ale kuat ko Rafael yakin" ucap Rafael mengelus bahu Ara.

Aldo baru tersadar lantas menoleh ke Ara, "Mau periksa dulu? lo tadi lari larian takutnya bayi lo kenapa napa."

Ivan mengernyit, "Bayi?."

"Ara hamil?," ucap Reja.

Aldo mengangguk mengiyakan sedangkan Ara hanya diam

Lampu operasi kembali menyala dengan warna yang berbeda yaitu, hijau. pintu ruangan terbuka lebar disertai brankar pasien yang membawa tubuh pucat Ale.

Mereka yang belum mengetahui hasilnya langsung mengikuti para perawat dan dokter, sampai akhirnya brankar Ale di masukkan ke ruangan no 23.

"Gimana keadaan suami saya dok?," tanya Ara gemetar.

Dokter itu tersenyum, "operasi nya berjalan lancar tetapi..."

"Tapi apa?!," sentak Reja tidak sabar.

"Pasien di nyatakan koma, karena terdapat cedera yang sangat parah pada kepalanya, benturan keras mengakibatkan pendarahan diotak dan saya curiga sebelumnya pasien ini sempat mengalami perkelahian."

Merasa tak mendapatkan respon, dokter itu pun mengangguk mengerti.

"Baiklah kalo gitu saya permisi," lanjut dokter.

Semua anggota Xxblack termenung tidak percaya, sosok ketua bijaksana yang melekat pada Ale mampu membuat mereka seperti tersambar petir di malam hari ketika mendengar pernyataan dari dokter tersebut, Ara hampir terjatuh pingsan kalo saja Barko tidak sigap menahannya.

"ARA!!"

Rena, April dan Nana berlari menghampiri Ara dan memeluknya.

"Hiks suami gue ren, Ale ren Ale koma hiks "

Rena menangis, Ia juga tak tahu harus berbuat apa lagi selain menenangkan sahabatnya..

Anggota xxblack berniat masuk duluan ke ruangan ketuanya. Aldo, Ivan, Barko dan Ujang mengusap wajahnya gusar mengamati kondisi Ale yang dipenuhi alat alat medis di seluruh tubuhnya.

Reja terkekeh pelan, "Dulu lo sering ngejek gue lemah kan sekarang liat? masa ketua geng terkuat di penjuru kota kepental sedikit langsung koma."

"Bangun lo anjing," Lanjutnya sambil mengusap Air matanya kasar.

Ivan melangkah maju tepat di samping brankar Ale, "Tadi pagi Rafael berantem sama temen sekelas nya si yanto lo nggak skors dia? minimal kasih hukuman lah nggak adil banget masa gue yang ketauan nyolong minuman anggota lain dihukum giliran si Rafael nggak," adunya.

"Jangan kelamaan tidurnya, gue nggak sabar liat Rafael di hukum kaya dulu." Ivan tertawa paksa.

"Emang dulu Rafael dihukum gimana?," tanya Ujang.

Aldo tersenyum simpul, "kerja paruh waktu di Cafe punya Ale setiap hari pasti gue jadi saksi bisu antara perdebatan mulut pedesnya Ale sama keluh kesahnya Rafael."

ALE BAYLORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang