Warning!
-18 skip bab ini!📌📌📌
Hari ini adalah akhir pekan—di mana semua murid menikmati satu hari liburannya. Namun tidak dengan semua murid kelas sebelas SMA Bronxy. Mereka harus mempersiapkan pekan olahraga yang menurut sekolahnya itu adalah acara yang penting untuk menjaga nama baik sekolah.
Saat ini Karina telah bersiap dengan memakai tanktop warna mocca dengan panjang di atas pusar yang cukup melekat pada buah dadanya. Ia juga memakai celana ketat panjang yang memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya.
Dengan berbekal menaiki mobilnya, kini Karina telah berada di depan rumah Navaro yang cukup besar, meskipun tidak sebesar rumahnya. Tentu saja Karina mengetahui alamat rumah Navaro dari Andin.
"Duh, gue udah cantik belum, ya?" Sebelum memencet pintu rumah Navaro, Karina menyempatkan dirinya untuk bercermin.
Merasa semua telah siap, Karina akhirnya memencet bel rumah Navaro. Tak lama kemudian Navaro datang dengan penampilan yang masih acak-acakan. Karina berteriak histeris dalam hati. Ini adalah penampilan Navaro saat ia baru bangun.
"Ck, ganggu orang pagi-pagi aja sih lo!" bentak Navaro.
Navaro tersentak melihat penampilan Karina saat ini. Bagaimana bisa pria dan wanita akan bersama-sama jika keadaan sang wanita terlalu menggoda seperti itu?
"Ishh! Kan kita mau latihan sekarang. Kita mau ke mana nih? Ke gym mana? Gue udah bawa mobil tuh. Pakai mobil gue aja nggak apa-apa."
Navaro mendengus dan terpaksa membukakan pintu rumahnya agar Karina bisa masuk.
"Tunggu di sini. Gue mau mandi dulu."
"E-eh, nggak usah mandi!" teriak Karina membuat Navaro mengernyitkan dahi.
"L-lo udah cakep, kok. Bahkan baru bangun tidur aja lo cakep banget, Varo. Kapan sih lo jadi pacar gue? Gue suka tahu sama lo."
Di pagi buta seperti ini, Karina malah mengungkapkan cinta pada seorang pria. Sepertinya Navaro harus ekstra sabar menghadapi Karina. Tidak. Dia tidak boleh sabar. Navaro harus tegas.
"Lo ngigau? Udah deh jangan banyak omong. Gue mandi dulu."
Karina menghela napas kecewa. Pernyataan cintanya ditolak begitu saja oleh Navaro.
***
Karina tidak menyangka jika Navaro mengajaknya untuk ke dalam kamar lelaki itu. Menurut Karina itu bukanlah kamar, melainkan seperti gym pribadi. Namun yang membedakannya adalah ada kasur king-size warna abu gelap di sana.
"I-ini kamar lo?" tanya Karina merasa tak percaya karena Navaro mengijinkan Karina memasuki kamarnya.
Navaro berdeham sejenak untuk mengurangi kegugupannya. "Ekhem."
"Lo belum boleh pakai semua ini. Gue pengen lo lari di tempat dulu, push up, sit up, squat jump, dan..."
"Sssttt! Satu-satu, Varo! Gue tuh nggak pernah olahraga." Karina meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Navaro. Namun Navaro segera mungkin menyingkirkannya.
"Pemanasan lalu push up dua puluh kali."
Karina mengangguk dan mulai melakukan pemanasan. Sedangkan Navaro tengah menahan dirinya untuk tidak membiarkan Karina menguasainya.
Setelah melakukan pemanasan, Karina sempat melirik Navaro yang sedang duduk di sebuah alat gym.
"Kenapa malah lihatin gue? Cepet push up!" suruh Navaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy (18+)
Romance"Sshh!" desis Navaro saat merasa dua buah dada menyembul besar itu bersentuhan dengan dada bidangnya. Entah mimpi apa yang dialami oleh Navaro-anak seorang Ustadz yang dikejar-kejar oleh gadis terseksi di sekolah. Navaro harus menahan hasratnya mati...