Bab 43 : More!

84.4K 4.1K 456
                                    

WARNING
Yang masih merasa belum dewasa, bisa di skip dulu!

🦋🦋🦋

"I say, Yes. Gue terima cinta lo."

Sepersekian detik Navaro mengedipkan mata berulang kali. Detik kemudian ia berjalan mendekati Karina kemudian merengkuhnya erat. Karina tersenyum menyambut pelukan hangat itu.

"Makasih. Makasih lo udah kasih kesempatan ke gue buat perbaiki semuanya. Gue nggak akan pernah sia-siain lo, Karina."

Navaro melepas pelukan mereka, kemudian saling melempar pandang. Tangan Karina terulur untuk menyentuh pipi Navaro dan membelai rahang pemuda itu.

"Jadi... sekarang kita, pacaran?" tanya Navaro dan diangguki oleh Karina.

"Tapi gue masih khawatir sama Om Malik. Gue juga belum mau kasih tahu Daddy, takutnya Daddy ember lagi. Apa jalan satu-satunya beneran cuma backstreet?"

"Kita jalani dulu, ya? Karena gue pasti nggak akan dibolehin Papa kalau ketahuan pacaran. Kita jalani sampai lulus nanti."

Entah mengapa Karina tersenyum-senyum sendiri dalam hati. Perkataan Navaro itu secara tidak langsung menjelaskan bahwa Navaro masih ingin bersamanya sampai mereka lulus nanti.

Karina menganggukkan kepala. "Jadi apa kita juga harus sembunyiin dari temen-temen yang lain soal ini?"

"Boleh kasih tau ke mereka, senyaman lo aja."

Navaro menarik Karina kembali dan memeluknya. Tangannya terulur mengusap rambut Karina dengan lembut. "Gue seneng banget lo mau nerima gue. Mulai sekarang, gue akan selalu jagain lo. Gue harap lo sabar sampai gue berani buat kasih tahu ke Papa, ya?"

"Umm! Gue nggak terlalu mempermasalahkan itu, asal bisa terus sama lo."

Lama mereka saling berpelukan, sampai Navaro baru sadar bahwa Karina masih berpakaian sexy. Navaro melepas pelukan kemudian berdeham sejenak. "Jangan pakai baju terbuka, gue nggak mau sampai kelepasan lagi."

Karina menyeringai dalam hati. Ia memajukan langkahnya dan dengan nakalnya menyentuh kancing kemeja seragam identitas sekolah Navaro, kemudian melepasnya satu per satu. "Gue lebih suka kalau lo agresif sama gue."

Kancing seragam itu terbuka sepenuhnya. Navaro hanya diam sembari memperhatikan apa yang akan dilakukan Karina selanjutnya. Karina pun melepas seragam itu hingga membuat Navaro kini bertelanjang dada.

Kini Karina merasa gugup, entah mengapa hanya dengan melihat Navaro topless saja sudah membuat nyalinya menciut seperti ini. Lihatlah otot lengan dan bisep yang sangat kentara itu, lihatlah perut sixpack dengan masih ada luka lebam dan beberapa luka lain juga di beberapa tempat akibat kecelakaan kemarin, lalu dada bidang itu... membuat Karina semakin merasa panas pada tubuhnya sendiri.

"Lo tahu... gue nggak bisa jamin kalau gue bisa tahan malam ini. Lanjut atau berhenti sekarang?"

Karina meneguk ludahnya susah payah—dalam lubuk hati terdalamnya Karina menginginkan lebih, namun ia masih terlalu takut untuk melakukannya. Akhirnya Karina memundurkan langkah, hal itu membuat Navaro tersenyum dan dengan gemas mengacak rambutnya.

"Dasar nakal! Cepat ganti baju dan makan malam."

***

Big Boy (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang