Melihat bukit kembar yang menggantung indah, ditambah nipple warna merah jambu yang tak terlalu besar itu membuat si 'Johnny' semakin mengeras. Navaro mulai terduduk kembali, menyandarkan punggungnya pada bed head board. Tatapan pemuda itu yang semula lembut dan segan, kini berubah menjadi tatapan yang penuh nafsu dan gairah.
Bagaimana tidak? Seorang gadis yang dicintainya, kini dengan aksi brutal melepas piyama begitu saja tepat di hadapannya. Navaro tidak akan membiarkan dada besar itu begitu saja, tanpa basa basi ia menarik pinggang Karina agar tubuh gadis itu semakin menempel padanya.
"Ouhhh sshh!" desah Karina ketika merasakan sebuah benda basah dan lunak bergerak mengitari nipple-nya.
Tak sadar Karina menekan-nekan kepala Navaro, menandakan bahwa ia ingin sesuatu yang lebih. Navaro semakin kuat mencecap, menjilat memutar nipple kanan menggemaskan milik Karina. Dua tangannya tak ingin menganggur, tangan kanannya meraba-raba sekitar 'Miss V' yang terhalang celana piyama, sedangkan tangan satunya sibuk meremas-remas dada kiri Karina.
Karina memejamkan mata erat—ia duduk di pangkuan pemuda itu sembari menikmati sensasi yang Navaro berikan pada tubuhnya. Kini Navaro beralih fokus pada dada kiri Karina, ia melakukan hal sama seperti yang ia lakukan pada dada kanan Karina.
"Ahhh unghh...." lenguh Karina semakin menjadi ketika Navaro hendak kembali menelusupkan tangannya ke dalam celana dalamnya.
Entah mengapa kejadian ini terasa tidak terencana dan mendadak sekali. Karina tidak membayangkan jika hari ini ia akan melakukan hal menggairahkan ini dengan Navaro.
"Ahh Varo!" desah Karina menarik kepala Navaro menjauh dan membuat pemuda itu berhenti dari aktivitasnya. Manik mata mereka berdua saling menatap intens, memancarkan penuh nafsu yang telah memuncak tinggi.
"G-gue..." ucap Karina terbata.
"Kenapa, hmm?" tanya Navaro seraya merapihkan rambut Karina yang hampir menutupi sebagian wajah cantik gadis itu.
"Gue pengen lihat punya lo," ucap Karina.
Navaro cukup tersentak, detik kemudian ia mengangguk dan menuntun tangan Karina ke celananya. "Bukalah," titahnya.
Karina menggigiti bibir bawahnya, dengan tangan yang sedikit bergetar ia mulai menarik resleting celana pendek Navaro kemudian ia melihat celana dalam bertuliskan 'Calvin Klein' warna putih. Karina meneguk ludahnya susah payah, dari luar saja itu sudah terlihat begitu besar dan panjang.
Navaro masih memandang Karina yang bertelanjang dada itu dengan tajam. Detik kemudian pemuda itu mendesis kecil ketika merasakan tangan lembut mengusap 'Johnny' nya dari luar celana dalam.
"Sssh, jangan bermain-main di sana, Karina."
Selagi Karina sibuk mengusap milik Navaro dari balik celana itu, Navaro malah sengaja menjelajahi tubuh Karina. Bukit kembar itu kembali diremas oleh dua tangan kekarnya—membuat Karina mendesah mencoba memundurkan tubuh namun Navaro tak mau melepasnya.
Karina kembali mendesah keras saat tangan kanan Navaro merengkuh pinggangnya, kemudian jari telunjuk kirinya mengitari nipple Karina kemudian memelintirnya pelan. Pemuda itu gemas sendiri melihat Karina yang menggelinjang dipelukannya.
"I love you," bisik Navaro yang kini mulut serta lidahnya sudah menghisap leher bagian kanan Karina hingga terlukis merah tanda kepemilikannya di sana.
"Asshhh, kenapa digigit, Varo?" protes Karina yang kini menjauhkan kepala Navaro dari lehernya.
Navaro hanya tersenyum kemudian malah menghisap leher kiri Karina dan membuat kissmark lagi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy (18+)
Romance"Sshh!" desis Navaro saat merasa dua buah dada menyembul besar itu bersentuhan dengan dada bidangnya. Entah mimpi apa yang dialami oleh Navaro-anak seorang Ustadz yang dikejar-kejar oleh gadis terseksi di sekolah. Navaro harus menahan hasratnya mati...