Sudah beberapa tahun lamanya Karina tak merasakan vibes pasar malam seperti saat ini. Ada banyak muda-mudi, orang dewasa, dan bahkan anak kecil yang berlalu lalang di sebuah lapangan luas yang berada tak terlalu jauh dari Cafe Escape tadi.
Gadis yang memakai kemeja warna merah maroon dipadu rok kotak-kotak warna hitam merah itu, kini menolehkan kepalanya—memandang ke arah Navaro yang sedang membeli es krim.
"Oh My Ghost. Apa cowok itu seleb? Gila! Tinggi dan ganteng bangett! Bisepnya aduhhhh!"
Seorang gadis berambut hitam panjang bersuara tepat di samping Karina berdiri. Karina mengalihkan pandangannya menatap ada dua orang gadis yang memakai tas serupa pula sedang memperhatikan Navaro dari kejauhan.
"Shel, deketin nggak sih?! Kayaknya dia sendiri!"
"Tapi kalau sendiri, ngapain dia beli es krim, Fa?
"Ya mungkin aja karena suka, Shel!"
"Udah deketin yuk!"
Karina hanya mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Ia juga mendengus, rupanya memang banyak cewek yang naksir dengan Navaro—padahal baru sekali bertemu.
Baru saja dua gadis itu hendak menghampiri Navaro, tapi Navaro tiba-tiba berjalan ke arah mereka dengan membawa es krim pada masing-masing tangannya. Dua gadis itu begitu takjub menatap Navaro bak artis papan atas berjalan mendekat. Navaro begitu tinggi dan bertubuh sempurna.
Saat itulah dua gadis tersebut cengo di tempat karena Navaro memberikan salah satu es krim tersebut pada seorang gadis cantik di samping mereka. Mereka agaknya tidak menyadari bahwa ada seorang gadis yang begitu cantik dan sexy di samping mereka sejak tadi.
"Buat lo. Gue nggak tahu lo suka rasa apa, kalau nggak suka rasa ini gue bisa beliin lagi."
Karina menerima es krim itu—dalam hati ia juga ingin membanggakan diri karena ia lah gadis yang diberi es krim oleh Navaro.
Karina mengangguk dan memakan es krim itu. Navaro kemudian mengajak Karina untuk berkeliling di sana sembari memakan es krim tersebut. Dua gadis itu merasa patah hati sebab gadis yang bersama Navaro jauh lebih cantik dan hot dari mereka.
***
"Lo mau satu project sama cowok tadi?" tanya Navaro tiba-tiba disela kegiatan berjalan mereka.
Karina yang semula fokus pada bianglala yang berputar itu kini menolehkan kepala ke arah pemuda tampan di sampingnya.
"Kepo! Bukan urusan lo!" ketus Karina sambil tetap memakan es krimnya.
Mendengar itu Navaro menghela napas. "Lo yakin mau handle pekerjaan saat mau ujian?"
Karina merasa kini Navaro sedikit berubah. Apakah Navaro berniat untuk mengajaknya berbaikan? Tapi kenapa pemuda itu belum mengatakan maaf kepadanya hingga saat ini?
Itulah yang membuat Karina selalu jengkel pada Navaro.
"Kepo banget sih lo! Bukannya lo malah berharap gue menghilang aja, ya? Ck!" sindir Karina dan Navaro hanya terdiam.
"Mau naik bianglala?" tanya Navaro seolah tahu apa yang Karina inginkan sejak tadi.
Namun Karina memilih untuk jual mahal dan menolaknya. "Males. Mending buruan pulang deh gue pegel banget malah lo ajakin ke sini! Tuh lihat noh lagi mendung bentar lagi hujan!"
Karina sebenarnya sungguh mengkhawatirkan perut lebam Navaro yang sempat tertunda pengobatan karena pemuda itu memaksa untuk mengantarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy (18+)
Romance"Sshh!" desis Navaro saat merasa dua buah dada menyembul besar itu bersentuhan dengan dada bidangnya. Entah mimpi apa yang dialami oleh Navaro-anak seorang Ustadz yang dikejar-kejar oleh gadis terseksi di sekolah. Navaro harus menahan hasratnya mati...