Bab 8 : Pacar Bohongan

136K 2.8K 24
                                    

Karina terpaksa harus pulang karena Navaro mengusirnya begitu saja. Karina memutuskan untuk pergi ke McD sebentar dan membeli makanan di sana. Niatnya Karina ingin memesankan makanan juga untuk Navaro. Karina merasa usahanya tak boleh setengah-setengah. Ia harus bisa mendapatkan hati lelaki idamannya itu.

Karina melapisi tanktop dengan hoodie oversize kemudian keluar dari mobilnya. Tidak mungkin ia hanya mengenakan tanktop di sana, di saat cuaca dingin seperti sekarang ini.

"Kak, paket PaNas Special-nya dua. Take away aja, ya?"

"Siap, Kak. Pembelian paket PaNas Special dua dapat free paket hemat cheeseburger, ya," tutur pelayan tersebut dan diangguki saja oleh Karina.

"Oh ya. Tambah McFlurry Choco satu, Apple Pie satu, sama Iced Coffee Float satu ya, Kak," tambah Karina.

Setelah menunggu dan membayar semua pesanan, Karina sempat melihat Wendy yang ternyata sedang makan juga bersama Brian di McD. Karina masih berdiri di tempat sembari memperhatikan keduanya yang tengah asik bercengkerama. Terkadang Brian mencium pipi kiri Wendy. Hal itu cukup membuat hati Karina memanas.

"Ck, udah, Karin. Lo harus ikhlasin cinta pertama lo. Mulai sekarang lo harus fokus sama Navaro."

"Lho—KARINA!" panggil Wendy yang ternyata mengetahui keberadaan dirinya.

Wendy dan Brian bangkit menghampiri dirinya—tentu saja dengan posisi yang masih bermesraan. Brian selalu memegang pinggang Wendy dengan posesif. Karina sudah cukup mauk dengan drama romantis mereka.

"Karina, lo sendirian di sini? Kenapa beli sebanyak itu? Mau makan sama siapa? Perasaan selama ini lo nggak pernah makan sebanyak ini," tanya Wendy.

Karina menyeringai, mungkin inilah saatnya ia balas dendam dengan dua sejoli di hadapannya itu.

"Gue mau makan sama pacar gue."

"L-lo udah punya pacar?" tanya Brian mulai tertarik dengan topik pembicaraan.

Karina menggangguk sombong. Ia bahkan mengibaskan rambutnya sendiri lalu berkata, "Udahlah! Kan gue udah bilang, gue udah nggak peduli sama kalian."

"Siapa cowok lo? Kapan lo jadian?" tanya Brian lagi.

Karina terdiam beberapa detik lamanya. Namun satu nama yang terus terngiang dibenaknya tiba-tiba keluar begitu saja dari mulutnya, "Navaro. Udah jalan dua minggu."

***

Cuaca yang sedang mendung semakin membuat Karina bersemangat untuk kembali ke rumah Navaro. Karina memarkirkan mobilnya di depan rumah Navaro yang masih sepi.

Karina kembali memencet bel rumah Navaro. Tak lama kemudian Navaro muncul kembali dan menghela napas jengah melihat keberadaan Karina di depan rumahnya.

"Mau apa lagi? Waktu latihan udah selesai!"

Navaro hendak menutup pintu, namun dicengkal oleh semua makanan yang ada di tangan Karina.

"Aduh, Varo. Ini bantuin gue dulu. Gue udah beliin makanan buat lo. Lo pasti belum makan siang, 'kan? Lagian nggak ada siapapun juga di rumah lo."

Tanpa menunggu persetujuan sang empu, Karina pun memasuki rumah Navaro begitu saja. Navaro kembali menutup pintu rumahnya dan berjalan di belakang Karina yang saat ini memakai hoodie pink kebesaran.

Tumben, pikirnya.

"Lo beli semua ini? Perut lo perut karet?!"

Karina mendengus mendengar pertanyaan Navaro. "Ck, ini tuh biar lo nggak lapar. Lo juga bilang kan kalau bokap lo lagi dinas di luar kota. Emang lo bisa masak?"

Big Boy (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang