Menikahlah denganku

1.5K 83 4
                                    

Hari ini Nisa resmi di angkat menjadi direktur utama perusahaan, beberapa orang yang hadir di acara peresmian saling mengucapkan selamat.

Semuanya seperti mimpi setelah belajar berbulan-bulan mengenali perusahaan, Rendi memberikan usul pada Bu Latifah, agar Bisa segera diangkat menjadi direktur utama. Dia pun bisa lebih santai dalam pekerjaan. Memang si Rendi ini, pandai sekali dia memberikan ide.

Bu Latifah pun setuju, tanpa pikir panjang dia memberitahu Nisa, semuanya sudah sdi siapkan dari beberapa hari yang lalu.

"Selamat ya Nis, jadi ibu Direktur," Sapa pegawai yang lainnya. Sementara Tika diam-diam tidak senang karena merasa tidak adil.

'Halah karena deket sama Bu Latifah aja, dia bisa jadi Direktur' Batin Tika, mengambil air minum di depan meja. Ada snack bok dan makan siang mewah. Paket nasi kebuli beserta teh kotak.

Nisa tersenyum ramah, dia berdiri di samping Bu Latifah. Acara peresmian berjalan dengan lancar.

"Selamat ya, kamu udah jadi Ibu Direktur sekarang, Ibu harap kamu bisa mengemban amanat perusahaan dengan baik," Bu Latifah tersenyum berseri-seri, dan memandang Nisa dengan tatapan kasih sayang sebagai seorang Ibu.

Nisa menitikkan air mata " Nisa yang berterimakasih sama Ibu sudah diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi Nisa di perusahaan Ibu," Dia menangis, terharu. Hanya ada mereka berdua di dalam ruangan.

Nisa memeluk Ibu Latifa, dia sangat senang. Terharu karena seperti merasakan dipeluk oleh anaknya sendiri.

"Ibu percaya kamu bisa," Bu Latifah memberikan semangat. Nisa mengangguk dan tersenyum.

Rendi membuka pintu, keduanya menoleh dan mengurai pelukan.

"Maaf, Bu saya ganggu," Kata Rendi.

"Nggak apa-apa Ren masuk aja" Bu Latifah tersenyum,

"Nisa, semangat dong," Kata Rendi.

"Ya...ya ganggu aja," cicit Nisa. Rendi tertawa.

Mereka menikmati makan siang bersama.

"Tik, lu nggak panas lihat si Nisa jadi Direktur?" ujar Santi temannya.

"Lu pikir gua senang dia jadi Direktur, nggak sama sekali, aneh sama Bu latifa, masa iya dia itu anaknya," Kata Tika, penasaran.

"Gua juga nggak yakin, kalau dia benaran anak Bu Latifa, jangan-jangan anak pungut," Celetuk Santi.

"Bisa jadi sih," sahut Tika dengan perasaan kesal, dia akan mencari bukti identitas Nisa.

'Lihat aja Nisa, gua akan menyingkirkan lu perlahan,' Tika tersenyum sinis.

***

Setelah Bu Latifa pulang, Rendi menemui Nisa dia masuk ke dalam ruangan.

"Nanti malam ada acara nggak?" Tanya Rendi tanpa basa- basi lagi, dia memandang gadis yang berhasil menjadi perhatiannya.

"Ada," Jawab Nisa membuat wajah Rendi menjadi kusut

"Yah, telat dong aku ngajak  kamu,"

"Emang mau ajak kemana, sih Rendi," sahut Nisa santai.

"Mau ajak kamu makan di luar, bisa nggak?"

"Em...izinlah sama dua algojoku!"

'Algojo, sejak kapan Nisa punya bodyguard,' Dalam hati Rendi.

"Serius kamu punya bodyguard sekarang?" Tanya Rendi.

"Yah punya dua jagoanku," Kekeh Nisa. Rendi menepuk jidat. Dia pikir Nisa punya bodyguard beneran taunya dua anak laki-lakinya.

Raut wajah Rendi berubah tersenyum.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang