Melawan Bu Kades

1.5K 82 1
                                    

Selamat membaca terimakasih yang sudah setia menunggu cerita ini.

teman-teman boleh bantu baca ceritaku juga ya di Fizzo judulnya Pesanan madu calon suamiku. Nama pena Ismi Aghnia.

****

"Bener Bu Hamidah Rania hamil?" Tatapan Mata warga mengarah pada Hamidah, dia sendiri jadi bingung, bagaimana harus mencari alasan. Ini semua gara-gara Ibunya jali, punya mulut tapi nggak bisa di ajak kompromi.

"Bu, Ibu...saya bisa jelaskan," Kata Hamidah, dia berusaha tenang.

"Jelasin Bu Kades, Rania hamil anak siapa? Bukannya baru nikah kemarin, masa udah hamil, sama siapa dong?" Tanya Warga yang lain, mereka penasaran. Tak di sangka anak Kepala Desa malah membohongi warga.

"Bu...ada apa sih berisik banget," Rania keluar rumah, dia kaget sudah banyak Ibu-ibu di depan rumahnya.

"Nah, ini dia anaknya, coba kamu jelasin hamil sama siapa kamu, teganya kamu membohongi saya dan anak saya Jali, nggak sudi saya punya mantu di luar nikah, dasar perempuan nakal," Maki Ida, hati Hamidah miris, kebohongan keluarga mereka terbongkar.

Rania sangat malu, pasti Jali sudah memberitahu Ibunya.

"Hayo ngaku hamil anak siapa kamu!" Bentak Ida, suasana semakin ricuh, beberapa warga menatap keduanya penuh amarah.

"Bu Ida tenang dulu, Rania memang hamil tapi dia hamil sama anak Ibu sendiri, mana mungkin dia melakukannya sama yang lain," Hamidah membalikkan fakta

"Bu Kades jangan bohong, anak saya si Jali sama Rania aja nggak pernah keluar jauh dari rumah, bahkan mereka ketemu sebentar, kapan melakukannya? Sedangkan anak saya merasa di bohongi, dia aja nggak tau kalau istrinya hamil, jangan ngada-ngada Bu Kades, udah bohong mah bohong aja, Bu Kades ini tokoh masyarakat masa membohongi warga terus dengan mengkambing hitamkan anak saya Jali, cukup Bu Kades,"  Ida tidak mau kalah, bisa-bisanya Bu Kades malah menuduh anaknya.

"Duh, ini yang benar yang mana?" Tanya Warga bingung.

"Tapi kalau di pikir-pikir ya mana mungkin si suaminya nggak tau istrinya hamil, sampe Ibunya nuntut berarti memang hamil di luar nikah," Sahut Ibu-ibu yang lain.

Hamidah tidak bisa mengelak lagi, dia merasa di kuliti habis-habisan oleh besannya sendiri.

"Betul Bu Kades ngomong aja, jangan membela anak sendiri walau salah, sama aja Bu Kades mencontoh perilaku yang tidak baik terhadap masyarakat,"

'Kurang ajar," Batin Hamidah, dia kesal sekali, Hamidah menarik nafas.

"Bukan urusan kalian semua!" Hamidah menarik lengan Rania, dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Bu..." Rania menepis tangan Hamidah.

"Rania..." Dia tidak mengerti jalan pikiran anaknya.

"Ibu puas aku di permalukan di depan warga , aku nggak nyesel meski harus pisah sama anak Ibu," ucap Rania sombong.

"Ya ampun Rania, kamu benar-benar nggak punya hati, jelas kamu yang salah tapi masih bersikap sombong," Ujar warga geram.

Rania tidak peduli "Saya bukan ngomong sama Ibu-ibu, saya ngomong sama mertua saya, urusin aja hidup Ibu masing-masing,"  Tukas Rania berkacak pinggang.

Hamidah terperangah Putrinya malah memperkeruh keadaan.

"Heh Rania, saya juga bersyukur anak saya pisah sama kamu, udah pembohong pantas aja laki-laki nggak ada yang mau sama kamu!"

"Nggak nyangka Bu Kades kaya gitu, tega membohongi keluarga Ibu, yang sabar Bu, nanti juga kena karma mereka,"

Warga kecewa dengan sikap Bu Kades yang tidak tegas, malah membela anaknya yang jelas salah.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang