Mobil baru

2.3K 149 1
                                    


Makasih yang udah setia menunggu cerita ini. Bantu penulis tumbuh dan berkembang ya, dengan cara vote cerita ini...

Ternyata, pihak dealer mobil yang menelfon. Beribu ucapan syukur kulantunkan dalam hati, mobil yang aku inginkan sudah terparkir di halaman ruko.

Pihak dealer menyerahkan kunci mobil, dengan senang hati aku menerimanya sambil membuka pintu mobil. Melihat bagian dalam, rasanya seperti mimpi.

"Mobil baru Bu?" ujar Irma seraya tersenyum, ia melihat dari segala arah sisi mobil.

"Alhamdulillah," sahutku.

Raffi dan Fauzan sangat senang, mereka berlari-lari di dekat mobil.

"Bum...bum," celoteh Fauzan.

"Asik mobil baru," Seru Raffi.

Aku ikut senang melihat anak-anak berlari riang.

"Bu, lihat ini," Teriak Sofia, kebetulan warung sudah tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa pengunjung.

"Ada apa Sof?" tanyaku ikutan panik melihat wajah Sofia yang serius.

Sofia menunjukkan video tiktok yang berisi kejadian tadi pagi, ternyata viral dan sudah banyak like dan ribuan komen. Tak kusangka akan menarik perhatian warganet.

Video itu di posting oleh akun, cowokkece.

"Udah nikahin aja, daripada digangguin mantan suami terus,"

"Ceweknya masih cantik cocoklah dapat yang lebih baik lagi,"

"Pantas pisah sama istrinya marah-marah terus kerjaannya,"

Beberapa komentar meramaikan suasana. Mungkin video ini di ambil oleh warga atau salah satu pengunjung karena tadi pagi banyak yang melihat pertengkaran kami.

"Gimana Bu, Pak Rendi?" Sofia justru bertanya padaku.

Aku sendiri belum menaruh hati pada siapapun terlebih Rendi untuk saat ini masih sebatas partner kerja. Netizen selalu gerak cepat.

Perlakuan spontan Rendi memang membuat diri ini terkejut tapi bukan berarti aku langsung jatuh hati, sulit bagiku membuka hati setelah mengalami kegagalan dalam berumah tangga.

"Mobil baru?" tanya Bu Marni menyadarkanku dari pikiran yang sedang melayang, tak fokus pada keadaan di sekitar.

"Eh, Bu Marni sudah lama ya nggak jumpa," ujarku.

"Ini mantu Ibu lagi hamil mau seblak katanya," Bu Marni melirik mantunya yang berdiri di belakang, tampak modis dan cantik.

"Alhamdulillah Bu, iya ada rezeki lebih,"

"Ibu tuh senang kamu sukses setelah di campakkan Jali, sekarang hidup mereka malah berantakan, tau kan Neng adiknya berkasus di lingkungan kita, belum lagi Jali juga sekarang udah nggak kerja di perusahaan yang dulu, dengar-dengar sih di pecat,"

Sontak aku kaget mendengar cerita Bu Marni. Selama berpisah dengan Bang Jali tak pernah kami bertukar kabar, bahkan ia juga tidak pernah bertanya kondisi Fauzan dan Raffi. Tak hanya itu, Bang Jali juga lalai dalam memberikan nafkah untuk Keuda anaknya, padahal ia masih bertanggungjawab jawab menafkahi kedua putranya.

Bang Jali tetap sama saja tak berubah, ucapannya yang kemarin hanya omong kosong. Mungkin karena ia tak mau kalah denganku. Sifat sombong dan merasa benar masih melekat pada mantan suamiku.

"Sekarang si Jali dekat dengan anak kepala desa, namanya Riana ya Neng?" tanya Bu Marni pada mantunya.

"Iya, namanya Riana,"

"Oh begitu Bu, maklum saya sibuk di warung, ini menu seblaknya, bisa sambil di pilih" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, dipilih Neng," tawar Bu Marni.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang