Putraku kekuatanku

1.7K 121 1
                                    

Happy Reading ya..Makasih buat pembaca yang setia menunggu. Maaf ya baru update karena lagi proses juga cerita di aplikasi gratis.

Buat teman-teman yang punya aplikasinya boleh banget mampir kesana.  Cari namaku ismi Aghnia.

Judulnya Pesanan madu calon suamiku. Bantu naik tayangan yah teman-teman trmksh❣️ hari ini up langsung tiga bab.

Mereka sudah pergi meninggalkan mata-mata yang menyaksikan kejadian di pagi hari ini.  Laki-laki itu tertangkap.

Isakan Raffi semakin kencang ia memeluk tubuhku erat, kuraih tubuh mungilnya dalam dekapan. Wajahnya kucel, rambutnya acak-acakan, aroma tubuhnya khas orang belum mandi.

"Ibu...aku takut," lirih Raffi sesenggukan. Perih melihat Raffi yang ketakutan, ia berjongkok di taman sambil menutup kedua matanya. Menangis.

"Tenang sekarang Raffi aman sama Ibu," Aku membisikkan ke telinga.

Perlahan Raffi membuka matanya, kepalanya mendongak.

"Ibu," Raffi memelukku erat. Aku mengusap punggungnya menenangkan. Tubuh kecilnya gemetar, aku bisa merasakan ketakutan luar biasa yang di alami anakku, Jali benar-benar berhati iblis.

Setelah tangis Raffi mereda, Ka Fani memberikannya minuman.

"Minum dulu ya, biar Raffi tenang," ucap Ka Fani lembut.

Aku duduk di sebelah Raffi, melihat setiap inci tubuhnya, ia sedikit kurus. Bajunya pun lusuh.

Raffi menyeruput air putih sedikit, ia menatap wajahku. Hatiku terpukul Melihat kondisi Raffi.

Ingin aku bertanya lebih banyak tapi melihat kondisi Raffi yang belum stabil aku mengurungkan niatku, menunggu ia tenang.

Kuhapus air mata bahagia setelah berhasil mendekap putraku kembali.

****
Sepanjang jalan pulang Raffi tertidur setelah kubelikan cemilan dan roti. Ia mengaku lapar karena hanya diberi makan sehari sekali. Tak bisa lagi dijelaskan perasaan ini, kecewa bercampur amarah. Bisa-bisanya seorang Bapak menyuruh adiknya menculik anaknya sendiri?

Dimana akal sehat Bang Jali?

Raja ternyata sudah bebas, mereka menjual kontrakan untuk membebaskannya. Tentu dengan perilaku raja yang baik ia mendapatkan keringanan hukuman yang semakin berkurang.

"Kasian dia ya," Ka Fani menoleh ke arah Raffi yang tertidur pulas.

"Ia, Ka. Syukurlah pelakunya sudah kita tangkap," ujarku sambil menyetir mobil.

"Tapi apa si Raja nggak mikir ya, dia cuma di manfaatkan Abangnya?"

"Entahlah mungkin mereka pikir kita nggak berani melaporkan ke pihak berwajib," sahutku.

Ka Fani tersenyum "Mereka salah lawan,".

Ya. Mereka salah lawan. Kami bukan wanita penakut yang tidak berani mengambil resiko.

Kualihkan pandangan pada kaca spion, lalu lintas terlihat ramai. Lampu merah mulai berganti menjadi warna hijau. Suara-suara bising klakson memenuhi jalan raya.

Tiba di halaman ruko, Fauzan dan Fira sedang main di depan warung. Mata Fira berkaca-kaca saat pandangannya bersirobok dengan Raffi. Ia berlari sambil menggendong Fauzan, memeluk Raffi erat.

"Raffi akhirnya ketemu," lirih Fira menitikan air mata.

"Ate Fira, nangis," Raffi menatap balik.

Perasaanku sudah lega, jiwaku kembali tenang dengan kehadiran Raffi di sisi kami.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang