Rahasia Rania

1.4K 73 0
                                    

"Rania, kok sudah pulang?" Tanya Hamidah, begitu pula Rojak, terkejut dengan kedatangan anak perempuannya yang baru nikah dua hari lalu.

Jali mencium punggung tangan kedua orang tua Rania sambil tersenyum.

"Katanya mau pulang dulu, kangen sama Ibu dan Bapak,"

"Baru dua hari sudah kangen aja, ya sudah masuk dulu," Hamidah menyiapkan minuman.

"Bagaimana di rumah Jali betah?" Tanya Rojak, seperti ada sesuatu yang terjadi sehingga Rania cepat pulang ke rumahnya.

"Baru juga tinggal di sana, Pak!" Sahut Rania, menatap Jali yang sudah tegang khawatir Rania mengadu.

"Ya, siapa tau langsung betah," Balas Rojak, mereka  bercengkrama di ruang tamu.

"Di minum dulu kopinya Jal,"

"Iya Bu," Sahut Jali.

Rania melangkah ke dalam kamar sambil membawa tas jinjingan.

"Sini Ibu bantuin," Hamidah curiga, dia memilih ikut bersama Rania.

Pintu kamar tertutup, Hamidah menyuruh Rania duduk di ranjang.

"Kamu kenapa tiba-tiba pulang?"  Raut wajah Ibunya tampak khawatir.

"Di rumah Bang Jali, aku nggak bisa istirahat Bu, bagaimana kalau nanti malah ketahuan,"

"Mereka belum tau kan?"

"Belum, Bu. Makanya aku mau di sini aja supaya mereka nggak curiga dan aku bisa beristirahat cukup," Kata Rania pelan.

Hamidah menghela nafas "Syukurlah Ibu kira kamu ketahuan makanya Jali memulangkan kamu,"

"Tenang aja semuanya aman, Bang Jali nggak curiga," cicit Rania.

Mereka tersenyum, rahasianya belum terbongkar.

"Rania di sana melakukan pekerjaan rumah?"

Seketika Jali diam, dia mencari alasan.

"Enggak Pak, Rania di sana banyak istirahat," Ujar Jali berbohong, dia mengecilkan suaranya agar tidak terdengar istrinya.

"Memang dari kecil Rania sudah saya manja jangankan bersih-bersih rumah, ke dapur aja dia nggak pernah, ya tolong di bimbing saja Jali, "

"Ya, Pak. Soal itu tenang aja, saya nggak pernah memaksa Rania yang penting dia baik sama keluarga saya," Sahut Jali.

Rojak mengangguk " Sembari di minum kopinya,"

Jali menyesap kopi hangat, sambil menunggu istrinya keluar kamar.

"Sekarang juga ada pembantu, jadi Rania kalau di rumah, paling nyapu, bantu Ibunya," Lanjut Rojak. Seolah ingin Jali tau kebiasaan putrinya memang di manjakan oleh kedua orang tuanya.

Lima menit berlalu Rania keluar kamar, Rojak meninggalkan Jali, mereka duduk berdua di ruang tamu.

"Istirahat di kamar,  Bang," Ajak Rania, Jali mengikutinya. Sampai di dalam kamar mereka bercumbu mesra, Jali mengecup kening Rania lalu mendarat ke bibir bawah.

"Makasih ya Bang, udah anterin aku pulang," Kata Rania, membuat Jali merasa di hargai sebagai seorang suami.

"Abang senang tapi jangan lama-lama di sini, nanti Abang sendirian di rumah,"

"Abang pulang aja beberapa hari sekali kesini, nanti Rania pulang ke sana sesuai kesepakatan aja,"

Hati Jali terasa berat, tapi dia sudah terlanjur janji.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah tujuh, Rania mengajak Jali makan di restorannya.

Rania tampak cantik dengan dress caramel selutut.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang