Kegelisahan Jali

1.5K 84 0
                                    

Temen-temen aku lagi cari pembaca setia untuk ceritaku di aplikasi F**z*o barangkali ada yang berkenan mampir ya, judulnya pesanan madu calon suamiku. Username Ismi Aghnia. Makasih

***

"A...ku pengen mandi pakai air hangat, tolong kamu panggil Bibi suruh siapin ya," Kilah Rania sambil tersenyum manis.

Jali menuruti keinginan Rania, dia mencari asisten rumah tangga Rania, kemudian menyuruhnya masak air panas.

"Kamu kok sendirian Jali, Rania masih tidur?" Tanya Hamidah, dia tidak melihat Rania bersama Jali.

"Ada, Bu. Di kamar udah bangun tapi mau mandi pakai air hangat," Sahut Jali.

Perasaan Hamidah tidak enak, tidak biasanya Rania ingin mandi pakai air hangat.

"Sakit?" Tanya Hamidah lagi cemas.

"Enggak Bu, Rania sehat, mungkin airnya dingin jadi mau mandi pakai air hangat," Jali memberikan alasan.

Raut wajah Hamidah berubah, dia memikirkan Rania di dalam kamar, namun tidak enak dengan mantunya.

"Ya sudah, kalau mau sarapan udah ada di meja," Hamidah menunggu Riana.

Riana menahan sakit, seperti ada yang keluar dari bagian bawah organ intimnya. Sekedar bangun pun susah.

Perlahan Riana mengambil ponsel di atas meja, lalu menelfon Ibunya.

"Belum bangun juga," Suara Jali mengagetkan Riana, dia reflek menutupi ponselnya.

"Telfon siapa?"

"Oh, ini temen aku," Riana buru-buru mematikan ponselnya. Dia mengelap keringat yang mengalir membasahi pipinya.

"Udah pagi sayang, ayo bangun dulu, terus mandi abis itu kita sarapan, aku mau berangkat kerja sebentar lagi," Jali mendekati Riana, wajahnya meringis menahan sakit.

"Abang berangkat aja, aku masih males," Sahut Riana beralasan.

"Masa Abang sarapan sendirian, nggak enak lah sama Ibu dan Bapak kamu juga temenin," Jali memperhatikan wajah Rania, lalu dia memegang tangan Rania, terasa dingin.

"Kamu sakit?" Tanya Jali, panik, kemudian tangannya pindah ke bagian kening Rania, dia pikir Rania demam.

"Kurang enak badan Bang, baru kerasa,"

"Kebanyakan sih ya," Jali terkekeh.

"Iyah kamu bikin aku sakit, bilang sama Ibu Bang, aku lagi kurang enak badan,"

"Teh ini air panasnya," Bi Nunung mengetuk pintu kamar. Jali segera membukakan pintu kamar.

"Iya, Bi, biar saya tuangin airnya"

Jali pelan-pelan menuangkan air ke dalam ember.

Rania memanggil pembantunya " Bi, tolong bilangin Ibu suruh ke kamar," Bisik Rania pelan.

Bi Nunung mengangguk, dia mengambil ember dan berpura-pura di depan Jali "Bu Rania sakit saya panggilin Ibu biar di kerokin," Katanya sambil berlalu.

"Mau di kerokin Ibu?" Tanya Jali dengan raut wajah heran, kenapa Rania tidak meminta tolong dengannya.

"Iya sama Ibu aja, kalau sama Abang nanti malah minta tambah,"

Jali tersenyum, tak sengaja matanya melihat rembesan darah di selimut Rania.

"Kamu dapet?"

Netra Rania melihat ke arah bawah selimut, tapi dia lega karena Jali mengira itu darah menstruasi.

"Iya bang, makanya ini perut aku sakit banget taunya malah mau mens," Sahut Rania.

"Ran..." Panggil Hamidah, langsung membuka pintu karena kamar terbuka sedikit.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang