Berita baru

1.8K 85 4
                                    

Lama nggak up, karena kesibukan author di dumay. Selamat membaca, makasih ya g masih setia membaca cerita ini.

*****

Aku mengelus dada, tak peduli Rendi yang masih mengejarku, buru-buru aku masuk ke dalam mobil. Tepat saat Tika terlihat aku sudah melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Tak kudengar lagi suara-suara yang menyebalkan. Sedikit kubuka pintu jendela mobil, menghirup udara.

Netraku beralih pada undangan pernikahan  yang belum aku sebar, masih banyak kerabat yang harus aku temui.

Warung seblak, terlihat ramai dengan pengunjung di sore hari, aku turun dari mobil dan langsung menuju kamar.

"Bu..." Raffi menghampiriku dengan mainan balok kubus di tangannya.

Ibu tersenyum melihat kami berdua seraya menggendong Fauzan.

"Farhan mau mampir katanya malam ini, sekalian mau kasih uang tambahan,"Kata Rosa sumringah.

"Nisa, malah belum tau," Aku menaruh tas di atas meja.

"Buka pesan, dia udah udah chat kamu tapi belum di lihat makanya nelfon Ibu,"  Timpal Rosa.

Aku tersenyum simpul, belum sempat membuka ponsel sejak keributan terjadi di kantor. Beberapa pesan masuk dari Farhan terpampang di layar ponsel.

[Malam, aku mampir mau kasih uang ya, mau nitip apa?]

[Nisa?]

[Pulang jam berapa hari ini]

[Lagi sibuk ya?]

Farhan tak mengirim pesan lagi. Senyum terbit di bibirku, bagaimana bisa aku sampai terbawa suasana, hingga membuka ponsel pun aku lupa.

"Ada kan?" Tanya Rosa, sedikit mengintip.

"Ibu, lihat-lihat aja, malu, Nisa," Protesku, sambil menutup pesan.

Rosa tersenyum. "Ibumu memang iseng," Bapak angkat suara.

"Bapak juga suka di isengin kalau sama Ibu," 

Aku melirik keduanya, Bapak hanya diam tak mendebat ucapan Ibu sambil tersenyum.

****

"Bu Hindun dapat undangan dari Nisa nggak?" Tanya Desi, mereka sedang bercengkrama di depan rumah.

"Dapatlah Des, orang aku suka beli seblak di sana,"

"Nisa mantan istri Jali?" Tanya seseibu.

"Iya, mau nikah lagi dia,"

"Orangnya gantengloh, kelihatannya baik, kemarin saya sempat lihat lagi turun dari mobil,"

"Dapat orang kaya Nisa, beruntung banget,"

"Anaknya baik, wajar dapat yang baik lagi,"

"Ya, mantu kaya si Nisa, mah udah baik, solihah, pinter bisnis lagi ternyata, Bu Ida aja nggk bersyukur, malah di remehkan, eh Ibu-ibu tau nggak denger-denger nih, katanya si Rania hamil di luar nikah,"

Para Ibu yang lain menatap kaget, tak percaya.

"Beneran?"

"Ya, saya mah update terus, Bu Ida tadi pagi barusan berantem sama besannya, kasian banget yah si Jali, dapat anak Kepala Desa tau-taunya hamidun,"

"Karma," Kata Desi.

"Betul tuh Des,"

"Ibu-ibu ngomongin saya ya," Ida kebetulan lewat gang  mereka.

"Bu Ida, kita mah lagi ngomongin Nisa, mau nikah lagi, nih pada dapat undangan Bu Ida dapat nggak?" Tanya Bu Hindun.

Ida terperangah, mantan menantunya mau menikah lagi, palingan juga sama pedagang biasa!

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang