Kamulah Takdirku

863 41 5
                                    

Lama ya nggak update, mohon maaf author habis kehilangan Ayahanda tercinta. Trmksh yang sudah setia menunggu.

Malam ini jantung Nisa berdebar kencang, dia tidak bisa tidur dengan tenang, meski sudah pernah menikah tetap saja ia sangat canggung. Hari esok adalah hari pernikahannya. Ia memutar balikkan badan dan mengambil ponsel di sampingnya.

[Belum tidur] Pesan masuk dari Farhan, ia pikir Farhan sudah tidur.

[Belum] Balas Nisa singkat.

Tak lama ada telfon Masuk dari Farhan.

"Tidur udah malam, mikirin apaan sih?" Tanya Farhan, gemas.

"Deg-degan," Sahut Nisa malu-malu.

Farhan tertawa "Lucu banget sih kamu, bikin pengen cepet aku halalin,"

Nisa tersenyum malu, kedua pipinya merona. Andai Farhan bisa melihatnya ia sangatlah malu.

"Besok juga udah halal," Balas Nisa.

"Iya, maunya jam cepet ganti ke pagi hari nih kalo bisa," Farhan iseng banget menggoda Nisa.

Nisa tersenyum, hatinya semakin berdebar.

"Bisa aja deh," 

"Kalau udah Nikah bolehkan aku panggil sayang," 

"Apa?" Nisa pura-pura tidak mendengar.

"Bolehkan aku panggil sayang,"

"Sayangnya aku sebentar lagi ada yang milikin," Canda Nisa.

"Siapa sih, mau tau dong," Goda Farhan.

"Yah, namanya dari F," Nisa sengaja tak menyebutkan nama.

"Sebut aja, kan banyak nama dari F," Farhan ingin mendengar suara dari Nisa.

"Farhan," Suara Nisa sangat pelan hingga tak terdengar.

"Ga kedengaran,"

"Mohon maaf tidak ada siaran ulang," Balas Nisa.

Farhan tertawa lebar sambil melihat jam di dinding.

"Besok acaranya pagi, aku nggak mau kamu sakit, tidur ya," Kata Farhan membujuk.

"Iya..." Balas Nisa, mereka mengakhiri percakapan.

Semoga ini pilihan yang terbaik, keputusan yang terbaik dalam hidup Nisa.

'Malam terakhir melepas status janda' Batin Nisa.

****

Alarm hp berbunyi, Nisa terbangun dari tidurnya dia segera bersiap-siap karena sebentar lagi tukang Make-up datang. 

Hpnya berdering, Nisa melihat pesan di whatsapp, tukang Make-up sudah ada di bawah. Ia menjemputnya di bawah.

"Masuk Mbak," Ajak Nisa. 

"Di mana ini ruangannya?" Tanya Ka Putri.

"Di atas Mbak, di kamarku," Kata Nisa. 

Ka Putri mulai menyiapkan peralatan Make-up. Nisa duduk sambil menghadap kaca.

Selesai Make-up Nisa, mengganti baju. Fauzan dan Raffi masuk ke dalam kamar, mereka baru saja mandi. 

"Di depan ayo, " Ajak Fira.

"Gendong," Pinta Fauzan. 

"Sama suster aja ya," 

"Nggak mau," Tolak Fauzan dia sudah bisa berbicara menolak.

Balas Dendam Istri Yang Kau Remehkan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang