Seano menatap vogaza dengan tatapan sayu, memberikan sentuhan dipaha mulus vogaza yang terekspos secara sempurna, membuat wanita itu semakin menggila atas birahinya.
"Apa kamu sedang menahan sesuatu cantik?" pertanyaan itu terlontar begitu saja saat seano melihat vogaza yang sulit mengatur nafasnya, wanita itu hanya diam saja menatap seano begitu lekat dengan tatapan sayunya.
"Apa kamu membutuhkan bantuanku?"
"wanita topengku" kalimat itu dibisikan disamping telinga wanita itu, vogaza diam membisu bagaimana seano bisa tau tentang hal itu.
Tanpa wanita itu sadari seano mencium jenjang leher dirinya dengan tangan yang mengelus miss V nya secara parlahan, menekan-nekan klitorisnya membuat wanita itu semakin menggilaa dan meremas ujung bajunya dengan mata tertutup.
"Kamu menyukainya?" tangan seano memaksa masuk kedalam CD wanita itu, menerobos 1 jarinya untuk masuk kedalam surgawi itu, membuat sang empu mengigit bibirnya dan mendongakkan kepalanya.
Namun seano dengan sengaja mencabut jarinya dan bangkit dari hadapan wanita itu.
"Saya harus kekamar, nanti managermu itu akan marah jika saya disini" vogaza yang mendengar kalimat tersebut langsung berlari ke arah pintu dan Mengunci pintu kamarnya, seano yang melihat tingkah wanita di hadapan hari ini menaikkan satu alisnya.
"Kamu yang manaruhkan obat perangsang diminumankukan?"
"Wow ternyata anda tidak sebodoh itu gadis kecil"
Jelas vogaza tahu, mana mungkin pelayan itu yang menaruhkan obat perangsang pada minumannya, mereka saling menatap satu sama lain, hingga vogaza mengikis jarak diantara mereka berdua.
"Ada apa?"
"Tanggung jawab atas yang anda lakukan tuan seano" seano yang mendengar ucapan gadis kecil di hadapan ini sedikit terkekeh.
"Bagaimana bisa kamu menyuruh laki-laki yang terpaut 20 tahun darimu ini untuk menidurimu"
"Jadi kau tidak mau hm?" vogaza semakin mendekatkan wajahnya pada seano, namun Seano hanya menatapnya sambil tersenyum, vogaza yang sudah tidak tahan atas birahinya.
Langsung pergi arah gantungan dimana disana jaket kulit itu digantung, dan mengambil ponselnya untuk mengirim pesan pada seseorang, seano yang bingung akan tingkah wanita itu lalu bertanya.
"Ingin kemana?"
"Hotel"
"Untuk tidur bersama laki-laki yang saya pesan pada teman saya"
Seano yang melihat vogaza aja memakai lipstik berwarna merah dan menyemprotkan beberapa parfum pada area kulitnya, langsung mengepalkan kedua tangannya dan merampas handphone wanita itu.
"Ada apa?"
Seano sama sekali tidak menjawab pertanyaan wanita itu ia langsung mendekat dan mendorong vogaza hingga terjatuh diatas ranjang tersebut, membuka bajunya memperlihatkan perut pack dan beberapa tato yang berada pada bagian dadanya, membuat wanita yang berada diranjang itu sulit menelan salivanya.
"Kamu hanya milikku gadis kecil" melepas celana boxer yang ia pakai dan terpapang jelas benda tumpul tak bertulang, panjang dan sangat besar membuat vogaza membuka mulutnya secara spontan.
"Kenapa?ingin langsung dimasukkan atau dirasakan dulu ice creammu baby"
Seano langsung naik keatas ranjang, mengukung wanita itu dan mencium jenjang lehernya, meninggalkan tanda merah keunguan disana.
"Saya membatalkan pemotretan ini hingga lusa jadi saya bebas membuat tanda merah dimanapun yang saya inginkan , baby girl" vogaza yang sudah tidak mengendalikan biarahinya, tangan munggil itu dengan kasar membalik badannya ,hingga ia berhasil berada diatas tubuh seano.