"Siapa yang telephone pagi-pagi begini eoh" terlihat ada seorang wanita yang sedang tertidur pulas, namun tidurnya terganggu oleh sebuah suara dering handphone yang terus mengganggu tidurnya, tangan itu mencoba meraih handphone yang ia taruh di samping meja dekat ranjang miliknya.
"Ah jacob kenapa dia pagi-pagi sekali sudah telephone" dia langsung menggeser tombol berwarna hijau untuk mengangkat telepon tersebut.
"ada apa bang? Kau tau ? Kau menganggu tidurku"
"Yais anak ini, kau tidak liat jam berapa sekarang ha?" lantas wanita itu melihat handphonenya
"jam 09.00 pagi, WHAT? JAM 09.00 pagi" jacob yang mendengar teriakan adiknya langsung sedikit menjauhkan telinganya, begitupun juga dengan laki-laki yang berada di sampingnya ia langsung membuka matanya.
"Sayang? Kenapa teriak-teriak?" jacob yang mendengar ada suara laki-laki ditelepon adiknya membuat ia mengkerutkan kedua alisnya.
"Suara siapa itu?"
"Eoh itu? Itu suara" vogaza terlihat sangat gugup menjawab pertanyaan sang kakak ,namun laki-laki di sampingnya malah kembali bersuara membuat wanita itu langsung menutup mulut laki-laki tersebut.
"Siapa yang telp-?"
"Yak itu suara siapa vogaza van varene"
"ah itu suaraa" seano hanya menatap sang kekasih bingung dengan siapa ia melakukan panggilan , wanita itu terlihat gugup menjawab pertanyaan sang kakak dan memberi isyarat kepada seano untuk tidak bersuara.
" Apa kau dengan Tuan seano tidur satu ranjang? Jawab vogaza"
"Eum iyaa" wanita itu menjawab dengan sedikit ragu-ragu dan Jacob yang mendengar jawaban sang adik langsung membulatkan matanya.
"Wtf?! Yais , Yang benar saja kau tidur satu ranjang dengan Tuan Seano? Iya walaupun aku tahu kamu sekarang lagi hamil anak seano tapi?.. Astaga kamu ini benar-benar Pantas aja kamu hamil anak dia, anak ini benar-benar minta pukul eoh!"
"Sudahlah banh sudah teerjadi mau bagaimana lagi"
"Enteng sekali mulutmu itu"
"memang"
"anak ini benar-benar membuat kepalaku pusing"
"Ada apa kau telephone aku pagi-pagi?"
"Aku merindukanmu namun sekarang aku marah padamu, kapan kau pulang?"
"Hari ini"
"benarkah?"
"Hm, siapkan hadiah untukku"
"Untuk apa?"
"Kedatangan adikmu yang cantik ini"
"Hi, harusnya kau uang menyiapkan hadiah untukku"
"Sudah, sebuah keponakan"
"Yais bocah tengik ini"
"Sudahlah aku mau packing dan prepare dulu"