Hessa
Ya, gue mau kumpul sama anak cowok.
Hessa
Paling ke tempatnya Jeiden aja.
Lia
Hafe fun.
”Had, lo serius gak ikut?” Hessa menutup ponsel, menaruh benda itu ke saku hoodie. Pemuda itu masih duduk di atas motor, menjemput Hadi yang ternyata tidak ingin berangkat. ”Gue puter balik sia-sia nih.”
”Ada makan malem sama kakak ipar entar, gak enak kalau gak ikut," kata pemuda itu bersandar di pagar rumah, ”lagian siapa aja sih? Males gue kalau gak ramai-ramai.”
”Dikit sih, Soni juga gak ikut. Tapi Yoga sama Nathan katanya mau berangkat.”
”Lah? Tumben tuh dua anak.”
”Iya juga ya, Rendra, Haikal, sama Juna padahal gak ikut.”
”Gue juga enggak deh,” kata cowok berwajah bulat itu yakin, ”bolos dulu gue, lo sama yang lain aja.”
”Males ah gak ada lo, kalau gue mabuk gak ada yang bawa pulang.”
”Ya udah gak usah berangkat,” usul Hadi ringan, ”udah sana lo, mau mandi gue, siap-siap makan malem.”
Hessa semula berdecak, masih menahan lengan Hadi membujuk. Tapi mau tak mau pemuda itu benar-benar harus memutar motornya dengan hasil sia-sia karena orang yang ia jemput memilih tetap di rumah. Anak-anak cowok IPA5 memang sering melakukan pertemuan rutin setiap minggu sekali, entah hanya untuk bermain voly atau duduk-duduk lesehan di lapangan depan apartement Jeiden.
Tapi kegiatan seperti sudah jarang dilakukan sejak semester II karena tugas yang terus menumpuk. Bahkan malam ini, hanya ada empat orang di kamar yang biasanya lumayan penuh itu.
”Ini doang yang dateng?” tanya Jeiden memandang ketiga tubuh di kamarnya yang sudah sibuk sendiri-sendiri. ”Xafier gue jemput mana ngomongnya udah kayak artis papan atas lagi syuting film Marvel.”
”Malem Minggu,” balas Hessa ringan, ”yang punya pacar pada kencan. Kalian mah jomblo makannya di sini.”
”Dih.” Yoga di sisi Hessa mendelik tak santai. ”Gue mah ada cewek.”
”Cewek gue banyak.”
Nathan mendengus, mengambil tempat di sofa panjang tempat Jeiden kini duduk. ”Gue jomblo tapi gak feeling lonely sih.”
Suara tawa menggelegar Jeiden terdengar nyaring, menunjuk Hessa dan Yoga seoleh mengarahkan pernyataan itu kepada keduanya. Nathan sudah mengelurkan ponsel, memainkan benda itu antara tertarik dan tidak tertarik. Yoga di atas kasur juga jadi berdecak, mengalihkan pandangan pada layar ponsel.
”Gak lonely-nya gara-gara ditemenin berkas ya, Nat?” tanya Hessa balik menyindir.
”Kalau gue bilang ditemenin cewek entar lo kepo.”
Tiga pasang mata dari arah lain segera fokus pada pemuda itu. Hessa yang duduk di sisi Yoga jadi bergerak mendekat, duduk di karpet bulu yang ada di bagian depan sofa. Yoga semula berusaha tak peduli, tapi tak tahan juga untuk tak bergerak maju.
![](https://img.wattpad.com/cover/330585536-288-k319343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Taddy Bear [Belum Revisi]
FanfictionHessa & Lia from Win Crown Lebih baik baca Win Crown dulu, tapi kalau mau langsung baca ini juga gak papa :) Rated: 17+ . . . . . Disclaimer: Cerita ini mungkin akan berjalan sangat flat. Hidup Elia Neiva Palmyra memang tak bisa dikatakan hanya terd...