30. Not Time

118 27 5
                                    

Chacha

Lo gak masuk?

Lia

Enggak.

Chacha

Masih teler?

Lia

Lo yang mabuk anjir, gue enggak.

Chacha

Ya terus kenapa dong Ya?

Chacha

Yang back up Kimia gue siapa ini?

Lia

Lo back up sendiri aja dulu.

Lia

Gue udah izin Pak Pur ikut IPA3 minggu depan.

Chacha

Masuk angin, Ya?

Lia

Iya, keluar malem sih.

Chacha

Ya udah deh, take your time.

Suara ketukan pintu pelan membuat Lia mematikan layar ponsel, gadis itu melongok kecil memandang sang kakak perempuan yang membuka sedikit papan pintu. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya diam, menunggu ada suara muncul daripada harus bertanya.

"Udah minum obat?"

Lia mengangguk pelan. "Udah, tadi dianterin sarapan sama bibik."

"Tadi Hessa jemput, tapi pintu kamar masih dikunci."

"Emang sengaja Lia kunci," kata gadis itu tenang, kembali mengembalikan kepalanya ke sandaran ranjang, "Lia mau istirahat, gak mau ketemu siapa-siapa. Nanti kalau ada yang mau jenguk bilang aja lagi tidur."

"Termasuk Hessa?"

Kepala gadis itu mengangguk, matanya fokus pada majalah kesehatan yang kini sedang ia buka. "Siapapun. Dia gak spesial banget sampai harus dikasih hak istimewa," ujar gadis itu pelan.

Kali ini giliran Leny yang menaikkan sebelah alis heran. "Yakin gak mau diinfus aja?" tanya perempuan dewasa itu lagi.

Lia menggeleng pelan, sejak kemarin sudah menolak. Lagipula suhu tubuhnya juga sudah turun, meninggalkan sedikit rasa pusing dan pengar pada hidungnya akibat efek flu. Akh, gadis itu sebenernya benci seharian berada di kasur, tapi lebih benci jika ia harus berangkat ke sekolah.

"Oke, kalau ada apa-apa panggil."

Kepala gadis itu kembali mengangguk sebagai respons singkat. Sejak pulang dari rumah Chaerra, gadis itu tak beranjak sama sekali dari kasur kecuali untuk membersihkan wajah kusamnya. Sarapannya diantar ke kamar karena ia tak turun ke ruang makan, dengan minuman dan beberapa cemilan buah-buah yang selalu masih utuh di meja.

Tidak, Lia tidak berniat untuk tidak makan sama sekali, gadis itu hanya merasa makanan yang masuk ke tenggorokannya begitu pahit. Kadang udara di sekitar gadis itu masih terasa tercekat dengan dada sesak akibat indra penciumannya tak berfungsi dengan benar akibat flu.

Taddy Bear [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang