Edisi Pengen Manis

141 24 3
                                    

Hessa

Ya?

Hessa

Bimbel gak?

Hessa

Kalau bimbel sekalian gue samperin bareng berangkat nongkrong.

Hadi di atas motor scoopy-nya bergumam pelan, menyanyikan lagu-lagu tak jelas sembari menoleh ke sekeliling. Pemuda itu sudah menopang tangannya yang disangga oleh setir motor amat sangat bosan. Kadang menoleh pada Hessa yang juga sudah siap di atas motor tapi masih memandang layar ponsel.

”Jadi gak Sa?” tanya pemuda dengan wajah bulat dan pipi agak bergelembung lucu itu entah untuk ke berapa kalinya.

”Bentar, nunggu balesan Lia, checklist dua kok.”

”Telfon aja.”

Bola mata Hessa agak naik, jadi memandang Hadi dengan wajah cemberut. ”Dia biasanya gak suka ditelfon, Had. Mungkin lagi ke kamar mandi. Lo kalau mau berangkat duluan, berangkat aja.”

”Gak papa?”

”Aman, Soni juga udah nunggu di simpang depan. Entar gue nyusul.”

”Oke, gue duluan ya.”

”Yoi.”

Mata Hessa bergerak mengikuti arah kepergian motor Hadi yang semakin tampak mengecil seolah ditelan oleh jalan. Pemuda itu jadi berdecak pelan, memandang kembali ponselnya yang juga tak menunjukkan warna biru pada bagian checklist di sisi bawah kanan chat. Pemuda menekan ikon home pada ponselnya, membuka ikon photo untuk membunuh bosan.

Calon Kakak Ipar 2

Sa?

Calon Kakak Ipar 2

Di mana lo?

Hessa melebarkan bola mata mendapatkan notifikasi baru di ponselnya. Pemuda itu segera menekan ikon room chat untuk merespons pertanyaan tersebut dengan cepat.

Hessa

Rumah, Bang.

Hessa

Kenapa?

Calon Kakak Ipar 2

Gue di rumah sakit.

Calon Kakak Ipar 2

Leny harus rawat inap gara-gara kandungannya lemah.

Calon Kakak Ipar

Bibik di rumah ngadu kalau Lia belum mau makan gara-gara masih ngeluh perutnya sakit PMS.

Calon Kakak Ipar

Samperin sana, temenin.

Hessa

Gue nginep? Boleh?

Calon Kakak Ipar 2

Taddy Bear [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang