"Ada yang luka?" tanya anak lelaki tinggi itu setelah membuka pintu kelas tempat kami bersembunyi.
Dia memasuki ruang kelas bersama dua temannya dan terduduk dengan napas ngos-ngosan. Bagaimana tidak, mereka bertiga baru saja membunuh semua zombie yang tersisa di lantai dua ini. Dan aku yakin, mereka pasti menghabisi yang di lantai satu juga. Walaupun tidak banyak, tapi membunuh itu sangatlah melelahkan. Apalagi membunuh zombie yang tidak bisa diam.
"Kalian ada liat tentara di lantai satu?"
Kak Murni ikut duduk disamping mereka.
"Ada."
Bisa kupastikan semua orang di dalam ruangan ini akhirnya dapat bernapas lega mendengar penuturan itu.
"Mereka sekarang di atap. Di sana ada pak Purnomo. Dia juga tentara." sambungnya seperti tahu apa yang akan ditanyakan selanjutnya.
"Kalian," ujarnya menegakkan duduk dan melihat kami satu persatu "darimana kak?"
"Kami?" Kak Murni pun ikut melihat kami yang sedang duduk tepat di depan mereka berempat.
"Malang."
Sontak mereka bertiga menoleh mendengar jawaban kak Murni. Bahkan dua orang yang sebelumnya hanya diam juga ikut terkejut.
"Bukannya ... di Malang sudah nda ada yang selamat?"
Hey. Jaga mulutmu. Kami di sini. Kami semua berasal dari Malang. Kota pertama yang terjangkit.
Kenapa rasanya aku seperti bangga. Dasar bodoh.
"Kenapa kalian bisa bilang begitu?" tanya kak Murni, sepertinya dia tersinggung dengan pernyataan itu.
"Karena itu yang ada ditv. Semua orang yang ada di Malang nda bisa selamat. Katanya juga Malang bakalan di bom."
BOM! BOM! DUAR!! BOM?!?!?!
Hah?! Baru kali ini aku mendengar negara ini mengeluarkan perintah seperti itu.
"Bom?! Siapa yang ngasih perintah?! Presiden?!"
Aku tidak tahu siapa yang berteriak karena suasana di dalam kelas ini seketika menjadi bising bahkan ada yang mulai menangis. Menangis! Kenapa dia menangis?!
"Y-ya kalau itu nda jelas kak. Saya jarang nonton tv, tapi kata teman saya sehari setelah berita Malang terinfeksi itu malamnya ada rumor begitu."
"Rumor Malang mau di bom?"
"Iya. Katanya sih itu supaya penyakitnya nda menyebar ke seluruh Indonesia gitu kak. Makanya mau di bom, tapi! sekarang kami juga sudah nda tau kabarnya. Karena hari itu juga kota ini kemasukan zo-zombie."
Mereka menjawab tergagap-gagap. Kasihan. Padahal mereka hanya menyampaikan kabar, tapi malah seperti mereka yang memberikan perintah.
Kak Murni tidak bertanya lagi. Mereka bertiga pun kembali diam. Orang-orang yang ada di ruangan ini pula ikut terdiam. Bahkan suara tangisan yang sebelumnya terdengar kini tak bersuara lagi.
Kini hanya suara bising dunia baru ini yang mengisi udara. Aku menatap orang-orang yang terus bersama ku sedari meninggalkan Malang. Inilah wajah-wajah yang telah bertahan sampai sekarang. Aku tidak menyadari hal ini sebelumnya, wajah mereka, mata mereka, aura mereka, memperlihatkan, memancarkan kesedihan, keputusasaan bahkan aku bisa melihat sekilas kemuakan di wajah mereka.
Sedih. Putus asa. Muak. Dengan apa yang terjadi saat ini.
Kenapa? Kenapa hal ini bisa terjadi.
Bagaimana dengan kebahagiaan kami sebelumnya? Bagaimana dengan perasaan gembira kami sebelumnya? Bagaimana? Kemana itu semua menghilang? Kenapa semua itu harus menghilang?
Apakah kami masih ada harapan? Apakah kami masih bisa merasakan kebahagiaan? Apakah kami masih bisa berkumpul dan bergembira bersama orang-orang tersayang? Apakah masih bisa?!
Siapapun, jawablah.
_W_
Udara hari ini terasa berbeda. Mungkin karena perasaanku tadi. Udara hari ini terasa sangat pengap. Padahal aku tidak sedang berada di ruangan sempit. Aku berada di atap berteman dengan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan debu dan helai-helai daun kering. Menatap jauh kedepan.
Sepi. Hening.
Apa yang terjadi? Hey Aditya, bukankah ini dunia yang kau inginkan? Dunia sehening dan setenang ini. Bukankah ini yang selalu kau minta ke Tuhan?
Bagaimana sekarang? Apakah kau senang? Apakah kau bahagia hidup di dunia tanpa suara tawa dan omongan tak penting orang-orang ini? Sekarang kau tidak lagi mendengar mereka. Bagaimana? Bukankah ini indah? Ya kan?
Jujur saja.
Kau senang dengan dunia yang sekarang.
Jujur saja.
Kau senang karena suara para manusia sudah tidak mengacau pendengaranmu lagi.
Jujur saja.
Aku tau aku senang dengan hal ini.
Jujur saja. Jujur saja. Jujurlah pada dirimu. Tidak apa. Kau tidak salah. Kau hanya menginginkan kehidupan ini. Semua orang pasti juga memiliki keinginan.
Kau harusnya senang. Karena dunia yang kau inginkan telah terkabulkan.
Aditya.
Aditya.
Aditya?!
Tolong aku...
Tolong aku...
Aku ingin kembali...
Aku tidak ingin berada disini! Tolong aku! Aku ... aku ... tolonglah aku.
Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana. Aku tidak tahu! Aku tidak tahu harus mengeluarkan perasaan yang bagaimana! Bahagia?! Sedih?! Yang mana! Yang mana!!!!
Yang mana...
Aku harus bagaimana? Aku harus bagaiman?! Hah?!
Apa yang kau inginkan?! Apa yang sebenarnya kau inginkan?!
Kau ingin aku senang karena dunia sudah berubah seperti yang aku mau? Kau ingin aku senang?! Setelah kau memperlihatkan kematian didepan mataku! Berulang-ulang kali aku senang dengan apa yang terjadi, tapi berulang-ulang kali juga kau memperlihatkan padaku kematian.
Bagaimana bisa aku senang jika kau memperlihatkan kematian seperti itu?! Bagaimana??!!
Sejak kapan kematian menjadi simbol kebahagiaan?! Sejak kapan aku mengatakan kematian membuatku senang?! Sejak kapan aku memintamu membuat dunia keji seperti ini?! Sejak kapan?!?!?!
Kau tahu aku senang dengan dunia yang sudah tidak berisik ini, tapi apa?! Apa yang kau lakukan selanjutnya! Kau menodai dunia ini!! Apakah kau tidak sadar dengan itu!!
KAU MENODAI DUNIA IMPIANKU!!!
Jika kau berani menampakkan dirimu padaku lagi. Kau tahu apa yang akan kulakukan.
Jika aku mati. Kau juga akan mati.
Sadari tempatmu. Kau hanya khayalan yang kubuat. Kau bukan diriku.
Terserah padamu ingin membuat dunia ini seperti apa. Terserah. Kau bukan Tuhan yang sesungguhnya.
Aku akan menghentikan dunia yang kau buat ini. Aku tidak peduli jika ini adalah dunia yang dibuat untukku.
Aku pasti akan menghancurkan dunia ini.
_W_
*Sumpah w nda tau nulis apa. Cuma kepikiran aja kalau w ada di posisi dia bakalan kayak gimana.*
*Enjoy ya sama ceritanya. Maaf atas segala kekurangan ceritanya. Maafkan juga karena updatenya lama banget.*
KAMU SEDANG MEMBACA
neWorld
Science FictionDunia baru yang lebih mengerikan. Bertahanlah, bagaimanapun caranya. ©Aytidajghost 2021 Don't copy! Babak 1 Start : 26 Juli 2021 End : 14 Agustus 2021 Babak 2 Start : 1 Desember 2021 End :