37 ¦

17 5 0
                                    

"Buka! Buka!" teriakan kak Riky menambah rusuh keadaan. Kami yang sedang terkepung sembari membunuh zombie semakin panik karenanya.

Suara dentingan batu dan besi yang saling beradu, teriakan kak Riky yang pasrah sekaligus kesal memberikan tanda ini tidak akan mudah. Sementara di depan kami puluhan, tidak, sekarang telah menjelma menjadi ratusan zombie terus berdatangan dari segala arah.

Apa yang harus dilakukan? Apakah aku harus manjat? Benar juga. Kenapa tidak ada yang memanjat dan membuka gerbang dari dalam?!

Tanpa basa-basi aku menaiki pagar 2 meter ini.

"Adit?!"

"Manjat! Jangan teriak!" Kepanikan ini membuat mereka bodoh.

Aku meloncat turun. Mengambil batu yang kak Riky pegang dan mulai memukulnya ke gembok. Sialnya, gerbang ini tidak hanya memiliki satu gembok saja melainkan ada 2 gembok. Kenapa? Kenapa ada dua? Dan juga, kenapa gerbang ini di rantai dan digembok dari dalam? Apakah ada orang di dalam sini?

"Buka gerbangnya!"

Sabar. Aku sedang berusaha disini.

"Minggir!"

Kini di sampingku ada kak Riky yang baru saja melompat menyebrangi pagar. Dia mengangkat batu besar dan menghempaskannya. Gembok hancur dan kami tergesa membuka lilitan rantai.

Kriet

"Masuk! Masuk!"

Semua berlari memasuki sekolah. Kulkas, kak Jo dan kak Yuda masih diluar dan terus membunuh zombie yang mendekat.

"Masuk Jo!" teriak kak Yuda sembari berjalan mundur mendekati pagar.

"Ga! Masuk!"

Kulkas tidak masuk juga setelah kak Yuda meneriaki dan terus menariknya. Dia terus menghempas tangan kak Yuda dan terus membunuh setiap zombie yang mendekat. Semakin lama dia diluar semakin banyak juga zombie yang mendekat.

"Angga masuk!" teriakku yang masih memegang pagar dan bersiap menutupnya saat semua telah masuk. Sementara yang lain sudah berlari hendak memasuki salah satu ruang kelas.

"Gedung utama! Gedung utama!"

Komandan dan kak Murni yang mendengar teriakan kak Jo segera berlari kembali dan menuntun mereka yang hendak memasuki kelas.

Brak

Pagar baru saja tertutup dengan kami yang sedang menahan dorongan zombie dari luar.

"Kamu ngapain disini?!" Teriak Kulkas yang sepertinya baru sadar aku tidak ikut bersama yang lain.

Sebenarnya, aku juga tidak tahu kenapa aku masih disini bersama mereka mempertahankan pagar. Seharusnya aku ikut berlari ke gedung sekolah, tapi aku masih disini.

"Lari!"

Kami yang masih tersisa segera lari sekencangnya setelah Kulkas berteriak. Tidak menunggu lama pagar rubuh, segerombolan zombie berebutan masuk hendak mengejar kami. Sesekali mereka bertiga berbalik untuk melihat para zombie yang semakin mendekat. Karena tidak ada lagi senapan, mereka jadi tidak bisa menembak beberapa zombie yang berlari lebih cepat dari yang lainnya.

Di depan sana mereka sudah sampai di gedung utama, tapi kenapa mereka tidak masuk? Pintunya terbuka dengan sangat lebar. Kenapa?

Kenapa?

Ah...

Apa yang harus kami lakukan sekarang? Aku bisa melihatnya, tepat di belakang pintu itu barisan meja dan kursi bertingkat menutup jalan masuk. Jika harus berlari lagi menuju gedung yang lain. Aku tau itu tidak akan berhasil. Zombie-zombie ini sudah sangat dekat.

neWorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang