1 ¦ Aku

152 18 0
                                    

9 September 20xx

Senin.
Hari yang sangat menyebalkan.

Bagaimana tidak, hari ini aku harus mengikuti perkuliahan dari pagi hingga sore. Ahh, bagaimana nasib anime yang belum aku selesaikan itu. Apakah aku bolos saja? Tidak. Orang tua ku sudah berjasa membayar biaya kuliah dan aku seenaknya bolos.

Eh tunggu, sepertinya ada yang terlupakan. OH NO! Aku belum mengerjakan tugas.

"Ok bolos aja lah." monolog ku kearah udara kamar yang pengap.

Aku berbalik ke kanan, membetulkan selimut.

Tok tok

Shit
Siapa yang berani-beraninya mengganggu ku yang baru saja hendak memejamkan mata.

"Dit."

Hm. Mari berkenalan sebentar. Sebentar saja. Aku Aditya Ayda. Biasa dipanggil Aditya. Berasal dari pulau Kalimantan, sekarang sedang kuliah di Malang. Em aku seorang perempuan bukan lelaki. Ntah siapa yang menamaiku dengan nama laki seperti itu. Yah aku paham mungkin tadi kalian mengira aku seorang lelaki, tidak apa, aku sudah terbiasa.

Aku buka pintu kamar dulu.

"Kenapa?" tanyaku melihat satu perempuan yang lebih tinggi dariku, mengenakan kemeja hijau dan jeans boyfriend sedang berdiri memegang sendok di depan kamar ku.

"Mau ambil bubur." jawabnya lalu masuk dan berjongkok mengambil sesuatu dari bawah kasur ku.

Dia Diva, Diva Indah. Temanku dari Kalimantan, dari sekolah yang sama dan sekarang kita ada di kampus dan jurusan yang sama juga. Dia datang ke kamar ku karena ingin mengambil bubur sasetan yang akan ia makan pagi ini.

"Kau belum mandi?" tanyanya melihatku yang kembali bergelut dengan selimut.

"Nanti."

Wait.
Kenapa aku mengatakan nanti? Apakah aku akan kuliah? Sepertinya hati ku lebih keras daripada otak ku.

"Jam berapa kau masuk?" tanyanya lagi menutup keranjang tempat makanan kami.

"7. Kau?"

"Sama. Mandi lah, jam setengah 7 sudah nih."

"Iya."

Baiklah. Aku akan mandi.

15.12

Aku kembali ke kos dengan berjalan kaki dari kampus. Panas menyerang badanku, mungkin jika aku terbuat dari plastik badanku akan menyusut menjadi lebih kecil lagi. Ahh kupikir Malang akan terasa sejuk, ternyata hampir sama seperti Tanjung Selor.

Yap benar sekali. Aku berasal dari Tanjung Selor, Kalimantan Utara. Mungkin kalian jarang atau tidak pernah mendengarnya. Well, kalian mengetahuinya sekarang.

Aku berada di depan kos. Kos ku ini, hm, kos yang aku sewa ini terdiri dari tiga lantai, dengan 20 kamar dan 21 penghuni. Ada satu kamar yang dihuni dua orang. Kos ini khusus untuk putri-putri kerajaan seperti ku.

Ugh.

Aku membuka pagar, suara decitannya membuatku meringis. Kamar ku berada di lantai dua, setelah berjalan aku masih harus naik tangga lagi. Melelahkan.

Kubuka pintu kamarku sembari mengintip ke kamar Diva yang terbuka. Sepertinya ia sedang makan. Aku baru sadar belum makan siang. Aku berjalan mendekati kamarnya.

"Masih ada nasi?" tanya ku duduk di depan kamar Diva.

"Masih. Tapi nda ada sayur. Aku tadi masak telur ja." jawabnya mengalihkan pandangan sebentar dari layar hpnya.

Okey. Aku harus turun lagi untuk masak. Sepertinya kos ini harus ada lift.

18.55

"Va. Beli nasi goreng yuk." ajak ku ke Diva yang sedang bermain handphone.

Padahal aku baru saja makan sejam yang lalu dan sekarang rasanya sudah lapar kembali.

Tmi, perutku adalah black hole.

Aku sekarang berada di kamar Diva. Terlalu sepi jika aku berdiam sendiri di kamar dan juga tidak ada yang bisa diajak untuk "mendiskusikan tentang perilaku-perilaku orang-orang disekitar kami"

"Ayoklah." ucapnya menyetujui

Tapi tidak ada satu pun diantara kami berdua yang berdiri.

"Div."

"Berdiri lah Dit. Kau berdiri pasti aku ikut juga."

Apakah kalian juga sering seperti ini?

Inilah ritual kami sebelum jalan.

1

2

3

Aku berdiri lalu kembali ke kamar untuk memakai pakaian yang lebih baik dan mengambil uang. Saat keluar kamar, Diva sudah menunggu.

"Kau nasi goreng juga?" tanya ku ditengah gurauan kami yang sedang berjalan.

"Aku sate."

Owhhhhhh. Diva adalah sate. Mantap.

Kini kami telah sampai ke abang nasi goreng, aku memesan lalu menunggu dengan membeli cemilan ke satu minimarket yang ada di seberang gerobak abangnya.

Aku masuk dan langsung berjalan ke arah kulkas yang berisi banyak minuman berwarna-warni. Sebentar lagi pertarungan sengit akan terjadi. Minuman manakah yang akan memenangkan hatiku?

Saat sedang memilih minuman seorang pria masuk lalu membuka lemari pendingin yang ada disamping kami berdua. Yah sudah biasa terjadi, kembali aku melihat kearah lemari itu melihat banyaknya minuman yang menggugah selera.

Aku memutuskan untuk mengambil susu kotak berwarna biru tapi, kenapa botol berwarna hitam itu seperti memanggil namaku. Aku kembali menutup pendingin lalu membuka pintu yang lain untuk mengambil botol hitam, oh tidakkk susu tadi menangis. Aku menutup pintu pendingin lagi lalu berdiri menatap mereka yang terus memanggil namaku. Apa yang harus aku lakukan?

TTIIIINNN...

Suara klakson dari sebuah mobil yang ada didepan minimarket membuatku dan orang-orang terkejut. Orang-orang keluar, sebenarnya aku tidak ingin keluar, masih ingin bertarung untuk memilih minuman, tapi ternyata aku juga penasaran.

Pria yang sedang mengambil minuman tadi tergesa menuju mobil itu lalu membuka pintunya. Memperlihatkan seorang wanita yang sedang tertidur di atas stang mobil. Pria tadi mundur beberapa langkah sembari berkacak pinggang. Ia lalu membuka pintu belakang dan menggendong wanita itu menuju jok belakang.

Apakah kalian tau apa yang ada dipikiran ku saat ini?

Dia diculik.
Bercanda.

Pria tadi menutup pintu mobil lalu meminta maaf, ia menjelaskan bahwa istrinya sedang sakit dan sedang dalam perjalanan menuju rumah ibunya. Setelah meminta maaf pria itu kembali masuk kemobil dan orang-orang juga sudah tidak heboh lagi.

Fyi, dia belum membayar minumannya.

Lalu, suara benturan keras terdengar.

_W_

neWorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang