"Apa kau akan bekerja hari ini?" Evans mengeringkan rambut Arin yang masih basah, sedangkan Arin menggunakan krim di wajahnya.
"Ini kan hari Minggu" jawabnya sambil tertawa keras, apa suaminya itu lupa hari?
"Jadi kau akan ada di rumah seharian? Bersamaku?"
"Of course, mau melakukan apa hari ini?" Arin tersenyum sambil mengambil salep luka. Memar dan beberapa lecet masih belum sembuh jadi ia harus rajin memberikan itu pada Evans.
"Hmmm, ayo kita keluar hari ini"
"Kemana?"
"Jalan-jalan" saat mengatakan itu Evans terlihat begitu senang.
"Waah okay" setujunya memang itu yang ia butuhkan bukan? Sebuah jalan-jalan.
"Sebelum itu ayo sarapan di luar"
"Kita berangkat sekarang?"
"Tentu saja, ayo cepat-cepat"
Evans malah seperti anak TK yang akan bertamasya. Ia tampak begitu senang melihat dari gerak-geriknya.
Baguslah, suaminya memang pantas untuk bahagia.
Evans mengenakan kaos dan mengambil jaket warna coklat secepat itu dia untuk bersiap-siap.Mereka naik mobil diantar oleh Satria. Dia terlihat sudah lebih baik dari hari terakhir mereka di rumah sakit.
"Satria istirahatlah lebih banyak lagi. Jika Evans melarangmu laporkan saja padaku"
Satria tersenyum.
"Yes ma'am yess"
Evans menatap tajam ke arah Satria
"Kok harusnya memberikan pembelaan padaku" Marahnya "Mana pernah aku menyuruh mu bekerja terlalu keras?" Tambahnya dengan wajah yang serius.Satria lupa tuannya kini menjadi lebih perduli pada kehormatan setelah memiliki Arin.
"Apologize sir "
"Sudah ku duga kamu pasti bersikap begitu" Arin yang malah memarahi Evans.
"Berhentilah bersikap seperti anak kecil"Evans menggelengkan kepalanya dengan perasaan kesal.
"Padahal aku benar-benar tidak pernah bersikap begitu"Arin mengerling, kenyataannya begitu tapi masih tidak mau mengaku.
Mobil terus berkendara, entah apa yang Evans rencanakan. Tapi tampaknya Evans juga tidak tahu akan pergi ke mana.Tapi semua itu terjawab singkat saat mereka sampai di bandara.
"Untuk apa kita ke sini?"
"Untuk sarapan"
"Sarapan? Di bandara?"
"Humm, ayo"
Sampai saat ini Arin masih tidak mengerti isi pikiran Evans, apa yang akan mereka lakukan? Sarapan di bandara, terdengar lebih konyol dari sarapan di kantor.
Mereka masuk ke sebuah pesawat tujuan Tokyo Jepang. Pesawat kelas bisnis yang mewah. Pria ini sedang melakukan hal aneh nampaknya.
"Jepang?"
"Hum, kau suka tempat itu?"
"Apa ini ide acak mu?" Tanya Arin, tiba-tiba mereka akan melakukan perjalanan ke Jepang. Itu cukup membuatnya terkejut, biasanya ia harus mempersiapkan perjalanan ke luar negeri minimal satu hari atau 12 jam sebelum keberangkatan. Tapi tadi, ia baru saja mengajaknya jalan jalan satu jam yang lalu.
"Tidak, aku pikir Jepang sangat indah saat ini. Kita tidak akan bisa menikmati Jepang, kamu pasti mau belanja bukan? Saat ini Jepang tidak seramai di bulan datangnya sakura jadi kamu bisa menikmati hari ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
On Business 21+ [ Arin & Evans ]
RomanceAdult (21+)🔥🔥🔥 Warning not for minors Pernikahan karena bisnis apakah dia juga harus menahan gairah? Sesuatu yang terdengar seperti hasrat dan penuh cinta. Evans le Guillox adalah pemenang hati yang sesungguhnya.