32

1.1K 108 4
                                    

Keesokan harinya. Pagi ini semua sahabat Rose dan Jisoo sudah berkumpul di dalam ruangan Na-ri.
Jennie, Irene, Joy, dan Naeyeon tengah menenagkan Rose yang masih menangis di samping ranjang putrinya.

"Chaeng pulanglah dulu biar kami yang menjaga Na-ri. Kamu istrihatlah dulu di rumah. Dan ya pasti Kyle juga membutuhkan mu di rumah" Irene berucap kepada Rose. Tapi Rose tidak menjawab ia hanya menatap putrinya dengan tatapan kosong. Dan semua sahabatnya yang melihat itu mereka juga merasa hancur melihat Rose pasti sangat sedih melihat putri kecil mereka sedang terbaring lemah.

"Jisoo-ya sebaiknya kamu bujuk istrimu untuk istrahat di rumah. Tidak baik jika dia kelelahan kamu tau dia juga harus memberi asi kepada Kyle" Seulgi berucap. Kini Seulgi, Lisa, Wendy dan Jeongyeon juga ada mereka tengah memberi dukungan untuk sahabatnya itu dan mereka tengah duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Na-ri. Dan membujuk Jisoo agar bisa membawa istrinya pulang kerumah untuk istirahat.

"Kalian tau dari semalam aku dan Dad sudah membujuknya untuk pulang tapi dia tetap keras kepala" Jisoo menjawab.

"Yaa! Kamu jangan emosi. Kamu harus mengerti posisi Chaeng. Dia baru saja melahirkan dan sekarang melihat putrinya sakit dia pasti sangat shok dan sikapnya itu sesuatu yang wajar" Lisa menyela dan menjelaskan ke Jisoo dengan tenang.

"Lisa benar! Jisoo coba lagi bujuk Chaeng. Tapi bujuk ia dengan perlahan agar dia mengerti" ucap Wendy.

"Oke! Baiklah akan aku coba lagi" ucap Jisoo dan Jisoo menghampiri istrinya yang tengah duduk disamping ranjang putri merekan. Dan Jisoo menghampiri Rose dan Jisoo menekuk lututnya di hadapan sang istri dan mengenggam kedua tangan Rose.

"Sayang ayo kita pulang dulu. Kamu harus istirahat. Dan ya Kyle pasti membutuhkan mu dia belum minum asi sejak semalam bukan?" Jisoo berucap kepada istrinya dengan lembut. Dan Rose menoleh kebawah untuk menatap Jisoo. Rose menatap Jisoo dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Honey~ putri kita" ucap Rose yang sudah hampir menangis kembali. Jisoo yang melihat itu langsung bangkit untuk berdiri dan memeluk istrinya dengan erat untuk menenangkan sang istri.

"Ssstttt.. putri kita pasti baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawati..--" ucap Jisoo tapi dengan cepat Rose memotong dan melepaskan diri dari pelukan Jisoo secara kasar.

"Apa! Apa kamu bilang? Tidak perlu khawatir? Ya Tuhan! Yang benar saja. Melihat putri ku terbaring lemah. Dan Ya! Sampai sekarang bahkan aku belum tau putri ku sakit apa? Dan kamu bilang tidak perlu khawatir!" Ucap Rose kepada Jisoo dengan nada suara sedikit tinggi.

"Ya! Aku tau dia putri mu tapi dia juga putri ku. Aku juga sama seperti mu menghawatikan nya tapi.. Ya Tuhan! Bagaimana aku harus menjelaskan kepada mu? Kamu harus istirahat dan ya kamu perlu ingat ini kita juga memepunyai seorang putra di rumah yang sedang menantikan mu dia butuh asi dari mu!!!" Ucap Jisoo tak kalah meningikan suaranya dan dengan cepat Wendy menyela karena ia tau sahabatnya Jisoo itu sudah tetpancing emosi.

"Ya Tuhan! Kenapa kalian malah bertengkar? Sekarang kalian berdua pulanglah biar kami yang menjaga Na-ri di sini" ucap Wendy untuk mencoba mencairkan suasana.

"Ayo kita pulang!" Ucap Jisoo memaksa Rose untuk pulang.

"Beri aku waktu untuk berpamitan kepada putri ku dulu" ucap Rose dan segera mendekati sang putri yang sedang tertidur.

"Sayang mommy pulang dulu sebentar, hm. Mommy hanya akan memberi asi ke pada oppa mu dan setelah itu mommy janji akan kesini lagi" ucap Rose kepada putri kecilnya untuk berpamitan. Rose menghujani wajah putrinya dengan banyak ciuman.

"Ayo sayang kita pulang.. kami pulang dulu dan titip Na-ri dulu kepada kalian" ucap Jisoo kepada para sahabatnya.

"Ya! Kamu tidak perlu khawatir biar kami yang menjaga Na-ri, kalian pulanglah dan beristirahat.. jika ada sesuatu kami akan menghubungi kalian" ucap Lisa kepada Jisoo dan Rose.

Domestic LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang