8

2.2K 214 5
                                    

Setelah keluar dari kamar Jisoo bergegas keluar dari rumah ia melihat Jeongyeon yang tengah bersandar di mobil sambil menghisap sebatang rokok. Jeongyeon menyadari keberadaan Jisoo dengan ekspri wajah yang sulit di deskripsikan Jeongyeon dengan cepat membuang rokoknya dan segera berlari membukakan pintu bagian belakang mobil untuk Jisoo. Tapi Jisoo memilih duduk disamping kursi mengemudi. Dengan cepat Jeongyeon memasuki mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Jisoo POV

Setelah meningalkan kamar dengan keadaan marah aku segera menuju mobil di mana Jeongyeon sedang menungguku. Dan aku melihat ia tengah asik menghisap rokoknya setelah ia menyadari kehadiran ku ia segera membuang puntung rokoknya yang masih setengah dia berlari kebagian kursi belakang mobil dan membukakan pintu untuk mempersilahkan aku untuk masuk tapi aku tidak memperdulikan nya dan aku memilih duduk di samping kursi mengemudi.

"Antar aku ketempat latihan tinju Amber" ucap ku kepada Jeongyeon

"Aigoo teman ku ini pasti sedang sangat kesal baiklah ayo kita bersenang-senang di sana" ucap Jeongyeon kepada ku. Dia benar-benar teman Sialan! Berani sekali dia bercanda kepada ku di saat aku benar-benar marah. Aku tidak memperdilikan nya aku membuka jendela mobil dan memandang keluar selama di perjalanan. Ya kami sedang menuju tempat latihan tinju Amber Liu. Amber adalah teman dekat ku maksud ku bukan teman dekat ku saja tapi juga teman dekat Seulgi, Lisa, Wendy dan tentu saja teman dekat Jeongyeon kami ber 6 sangat dekat semasa remaja dan kami sering main di tempat Amber untuk olahraga boxing diantara kami ber 6 yang paling jago berkelahi adalah Amber, Lisa dan Jeongyeon itu sebabnya aku memilih Jeongyeon sebagai Bodyguard dan supir pribadi ku.

"Berikan rokok mu kepada ku" ucap ku kepada Jeongyeon memecahkan keheningan di antara kami

"Ya! Kamu sangat kaya raya tapi rokok saja tidak mampu beli" lihat supir ku berani berteriak kepada ku dan mengejek bos nya dan mengatakan bahwa aku tidak mampu membeli rokok. Fuck!

"Ya Sialan! Ck jangan menceramahi bos mu cepat berikan saja aku rokok mu" ucap ku dan supir ku ini langsung mematuhi printah ku dan memberikan bungkus rokok nya beserta pemantik. Aku segera menerimanya dan mengambil sebatang rokok dan segera aku menghisap nya dan menyalakan rokok untuk aku hisap...

"Huufff...." aku menghembuskan asap rokok ku keluar jendela ini sudah malam.

"Jangan lama-lama marahnya itu tidak baik untuk hubungan mu dan Chaeng" lagi-lagi teman ku ini menceramahi ku. Untuk sekarang aku benar-benar tidak dalam keadaan untuk menerima ceramah dari seseorang tapi aku dalam keadaan ingin mengajak seseorang untuk bertarung aku ingin di pukul dengan babak belur aku harap itu dapat menyamarkan luka di hati ku.

"Kamu berkata seperti itu karena kamu tidak pernah berada di posisi ku"

"Ayolah Jisoo istri mu hanya berakting oke itu adalah bagian dari pekerjaannya, tidak perlu bereaksi berlebihan" lihat dia berucap seperti masalah yang tengah aku hadapi ini adalah masalah sepele dia benar-benar teman Sialan!

"Fuck! Aku sudah cukup sabar selama ini melihat dia berakting dengan para aktor-aktor sialan itu. Dia benar-benar seperti jalang" ucap ku dan Jeongyeon segera memberhentikan mobil dan meraih kerah baju ku perbuatan nya benar-benar membuat aku terkejut berani-beraninya dia bertindak lancang kepada bos nya.

"KIM JISOO KAU SIALAN! JAGA UCAPAN MU DIA ADALAH ISTRI MU JANGAN BUAT AKU LUPA BAHWA KAMU ADALAH BOS KU DAN AKU BISA MENGHAJARMU DISINI" teman ku berucap kepada ku dengan berteriak apa dia baru saja mengancam ku huh? apa dia kira aku takut? Tentu saja tidak, aku tau dia jago dalam bertarung tapi untuk saat ini aku benar-benar tidak takut kepadanya.

"Ya sialan mari kita bertarung di tempat Amber secara adil aku tidak ingin mengangap pertarungan antara kita ini seperti 2 orang teman tengah berlatih tinju. Tapi aku ingin pertarungan kita seperti 2 orang musuh yang ingin saling menghajar sampai babak belur satu sama lain" ucap ku memberi tantangan kepada orang di hadapan ku ini sekarang aku benar-benar melupakan bahwa dia seorang teman ku.

Domestic LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang