36

1K 126 6
                                    

Seminggu sudah berlalu semenjak hari kepergian putri Jisoo dan Rose.

Seminggu ini juga Rose selalu menggurung diri, tidak ingin bicara dengan siapa pun. Terkecuali, Rose hanya bicara kepada putranya. Ya! Bayi laki-laki itu satu-satunya yang selalu Rose ajak bicara, meski Rose tau putranya itu tidak akan pernah menanggapi semua yang ia bicarakan. Tapi entah kenapa? Rose hanya ingin menggungkap kan semua isi hatinya, kesedihanya hanya kepada putra kecilnya itu. Tentu saja hal itu membuat semua keluarganya sangat menghawatirkan kondisi Rose tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa semua cara sudah dilakukan bahkan menasehati, kedua orangtua Rose sendiri sudah menyerah untuk menasehati anaknya untuk tetap tabah dan mengiklaskan kepergian bayi perempuanya itu tapi tetap saja semua tidak membuahkan hasil Rose selalu meratapi kepergian sang putri, tidak hanya orang tuanya, sang mertua juga mencoba untuk memberi dukungan dan para sahabatnya juga sama mereka selalu memberi dukungan menasehati agar tetap tabah dan kuat tapi Rose menulikan telinganya ia tetap menggurung diri dan hanya mengabiskan waktu sehari-hari nya pergi kehalaman belakang rumah berbicara didekat kuburan sang putri sambil menangis dan setelahnya ia menghabiskan waktu dengan putranya dan berbicara kepada putra kecilnya itu mengeluarkan semua isi hatinya kepada sang putra, Rose selalu bercerita kepada putra kecilnya itu jika ia sangat merindukan putri kecilnya yang tega meninggalkan nya.

Jisoo selalu memberikan dukungan kepada sang istri, selalu mengguatkan meskipun Jisoo sendiri sama hancurnya seperti Rose. Tapi! Jisoo mencoba untuk kuat demi istri dan putranya. Tapi bagaimana pun Jisoo tetap bersyukur meskipun Rose selalu mengurung diri Rose selalu menjaga kesehatanya memperhatikan pola makannya karena ia mengatakan ia harus sehat karena ia harus memberi ASI kepada putra kecilnya itu. Tapi! Yang Jisoo khawatirkan adalah kondisi mental sang istri.

---------------

Authour POV

06.00 PM

Sebuah mobil terparkir didepan sebuah rumah mewah dan megah. Jisoo baru saja tiba dirumahnya setelah seharian berkerja. Jika Rose menggurung diri dan menangis untuk mengekspresikan kesedihan nya, maka! Berbanding terbalik dengan Jisoo, meskipun tidak menangis Jisoo tetap merasa hancur sama seperti istrinya Jisoo juga merasakan apa yang istrinya rasakan kehilangan seorang anak bagi orang tua pasti itu adalah hal yang paling melukai hati mereka. Tapi! Jisoo selalu mengguatkan dirinya Jisoo selalu menyibukan dirinya dikantor berharap luka kehilangan dihatinya itu bisa tersamarkan meskipun hanya sedikit.
.
.
.

Setelah Jeongyeon menggantar Jisoo kerumah Jeongyeon langsung pulang dan Jisoo langsung bergegas masuk kedalam rumah. Disaat masuk kerumah Jisoo hanya disambut dengan beberapa penjaga rumah dan ia terus berjalan memasuki rumah dan ia melihat ibu mertuanya tengah sibuk didapur ibu mertuanya tengah sibuk memasak yang dibantu dengan Bibi Choi dan dimana ayah mertuanya sudah duduk rapi dikursi meja makan dengan sabar menunggu masakan sang istri matang.
.
.

Jisoo menghampiri mertuanya untuk menyapannya.

"Mom! Dad"

"Nak! Kamu sudah pulang.. kamu pasti lelah, segera bersihkan dirimu lalu kita makan malam bersama Mom hampir siap memasak makan malam untuk kita"

"Benar! Segara bersihkan dirimu Dad sudah sangat lapar"

"Oke! Laksanakan kapten.. Uhmm Dad diman Chaeng?" Ucap Jisoo kepada sang ayah mertua, Seo Joon yang mendengar pertanyaan Jisoo hanya bisa memhela hafas lemah.
"Seperti bisa menghabiskan waktu seharian dengan putra kalian"

"Hmm.. baiklah Dad jika begitu aku kekamar dulu" ucap Jisoo dan ayah mertuanya hanya menggangukan kepala sebagai jawaban.
.
.
.

Sesampai didepan kamar Jisoo membuka pintu kamar secara perlahan setelah pintu kamar itu terbuka seperti biasa Jisoo selalu disambut dengan pemandangan dimana istrinya tengah menggendong sang putra sambil berbicara kepada bayi kecil itu, meskipun bayi kecil itu belum mengerti apa yang dibicarakan sang mommy kepadanya.

Domestic LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang