54

879 98 4
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Suara tawa anak-anak memenuhi mansion megah keluarga Kim itu.

Bukan hanya tawa anak-anak tapi juga tawa dari orang-orang dewasa tak kalah menggema.

Cheyoung sedang mengadakan pesta untuk merayakan ulang tahun Jisoo.

Itu hanya pesta sederhana yang di hadiri keluarga, mereka hanya menggundang sahabat terdekat mereka dan berserta anak-anak.

Orang tua Jisoo dan Cheyoung juga ada karena ini adalah prediksi persalinan Cheyoung di minggu ini.

Itu sebabnya orang tuanya memutuskan untuk menetap di rumah mereka karena ingin mendampingi persalina putri mereka.

Orang tua Jisoo dan orang tua Chaeyoung memutuskan untuk berbicara di taman belakang karena mereka tidak ingin mengganggu waktu Jisoo dengan sahabat-sahabatnya.

Begitu juga dengan Jisoo dan Chaeyoung mereka memilih memisahkan diri...

Tentu saja para istri akan sibuk dengan pembicaraan mereka yang hanya tentang perhiasan, tas, dan pakai-pakaian mahal yang menurut pasangan mereka itu adalah topik pembicaraan yang membosankan.

Tapi tidak berlaku untum Chaeyoung, Jennie, Irene, Joy dan Naeyon...
Itu sebabnya Jisoo dan teman-temannya memutuskan memisahkan diri dan sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Hadiah apa yang akan kamu berikam ke Jisoo kali ini?" Jennie bertanya kepada Chaeng.

Mereka berlima sedan duduk di ruang tamu yang sudah di dekor sederhana untuk pesta Jisoo tapi tidak dengan hidangan.

Di depan mereka keluarga Kim itu memberikan berbagai hidangan mewah.

"Mmm... Jujur saja aku masih tidak tau ingin memberikan hadiah apa kepadanyan?" Ucap Chaeng.

Mereka menatap Chaeng dengan bingung.

"Beri saja dia boneka kelinci" Naeyon menyarankan.

"Saran kamu benar-benar tidak membantu Unnie" Chaeng memutar matanya kepada Naeyon, membuat Naeyon terkekeh.

"Biasanya kamu memberikan Jisoo apa?" Irene bertanya.

Mereka menatap Chaeng dengan tatapan aneh, bagaimana Tidak? melihat wajah Chaeng yang memerah, menunduk dan tersenyum malu-malu.

"Biasanya Jisoo tidak meminta barang atau apapun... tapi dia hanya meminta aku menjadi budak seks-nya" Chaeng menjawab dengan malu-malu.

Mendengar jawaban dari mulut Chaeng memubuat Irene yang sedang minum memuntahkan minumanya dan tersedak sangat keras.

Joy tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Irene. "Unnie berhenti bereaksi berlebihan seakan-akan kamu tidak pernah melakukan itu" Kata Joy sambil menyeka air mata disudut matanya, dia terlalu banyak tertawa.

"Ya Tuhan..." Kata Irene dan mengusab dadanya, membuat yang lain terkekeh.

"Jika begitu kenapa kamu tidak memberian itu kepadanya? Layani dia dengan baik" Jennie menggoda Chaeng.

Chaeng cemberut. "Aku juga menggingikan itu Unnie tapi dia menolak"

"Kenapa???" Mereka semua bertanya.

Chaeng menghembuskan napas dalam-dalam. "Jujur saja aku sangat mengingikan berhubunga seks seperti biasanya.. tapi Jisoo menolak, semenjak dia tau jika aku mengandung bayi perempuan dia benar-benar menahan hormonya, meskipun aku mengingikan lebih tapi dia dengan cepat menolak" Chaeng menjawab dengan cemberut.

"Aww.. Rosie kita sedang frustasi karena seks, huh?" Goda Joy.

"Hey.. berhenti menggoda ibu hamil ini" Irene yang ikut menggoda.

Domestic LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang