Part 11

14 5 2
                                    

“Anda tahu, Nona. Anda telah berhasil mengunci kehidupan saya. Satu detik berada di dekat Anda adalah satu dekade yang tak pernah habis untuk saya menyanjung Anda, menyanjung tak hanya paras menawan, tetapi juga bagaimana Anda memperlakukan saya sebagai kekuatan terbesar, agar Anda tidak patah arah dan menyerah.”

Sahara mengintip singkat apa yang tengah pria di sampingnya tuliskan.

“Kau sedang menulis apa?”

Refleks, Madhav bergegas menutup buku hariannya. Dia sungguh tidak tahu sejak kapan Sahara terbangun dari tidurnya.

“Hanya catatan singkat saja, dan itu juga tidak penting.” Madhav membenamkan buku hariannya ke dalam tas yang dia himpit di bawah kursi.

“Oh.” Sahara hanya manggut-manggut, seolah tidak peduli apa yang Madhav katakan sebuah kejujuran atau kebohongan.

Sahara mengangkat kedua tangan ke atas, menarik rasa kantuknya ke udara sambil menguap. Tak lupa, dia menutup mulut yang menganga. Kemudian, dia memandang suasana kota Delhi yang nampak bising di pagi hari, jalanan  hampir direbut sepenuhnya pengendara motor, bajaj, mobil warga lokal dan yang paling mencuri perhatian Sahara adalah kemunculan sapi-sapi yang berkeliaran bebas di jalan.

Sahara menunjuk sapi di tepi jalan yang berlalu dari pandangannya.

“Itu sapi?”

“Ya, itu sapi,” jelas Madhav tanpa Sahara bertanya lebih dahulu. Tentu, siapa pun, selain orang India akan begitu heran mengapa ada sapi yang dibiarkan berkeliaran bebas di jalanan.

“Sapi itu terlepas dari kandang, Madhav. Kenapa orang-orang terlihat biasa saja dan tidak berusaha menangkap sapi tadi?”

Madhav mengusap kepalanya, memberi senyum tipis. “Sebagian orang India percaya, sapi adalah reinkarnasi Dewa Krisna. Karena itulah, sapi dianggap sebagai binatang yang suci, tidak boleh disembelih, tidak boleh tidak diperlakukan dengan baik, tidak boleh dikurung dan sebagainya. Bagi kami, sapi adalah hewan yang sangat baik bagi kehidupan manusia. Susu, orang India sangat gemar minum susu sapi. Mentega, orang Inda sangat suka dengan mentega.”

“Bahkan, kotoran sapi dapat digunakan untuk menyuburkan ladang-ladang pertanian di India. Itu baru sapi, kau akan menemukan banyak hewan yang dibiarkan berkeliaran bebas karena rasa hormat kami pada dewa. Bukan hanya karena rasa hormat yang kami junjung tinggi, manfaat lain tidak menyakiti hewan juga berdampak pada kelestarian ekosistem dan alam sekitar. Terkadang, aturan agama kami terlihat begitu konyol di pikiran orang asing, tapi mereka tidak melihat betapa kedamaian yang langka terhubung antara manusia dan makhluk alam lainnya,” sambungnya.

Supir taksi yang fokus menyetir hanya dapat tersenyum melihat pria dan wanita di bangku belakang. Si wanita sangat fokus memperhatikan penjelasan si pria yang tidak dia ketahui bahasa apa yang digunakan. Namun, dari gestur wajah, supir taksi itu tahu, si pria bukanlah pria berpendidikan rendah hingga membuat si wanita terhenyak mendengar penjelasannya.

Perbincangan terus berjalan menemani waktu yang semakin mendekatkan Madhav pada pertemuan dengan sang ibu. Jujur, Madhav sedikit gugup untuk memperkenalkan Sahara sebagai kekasihnya nanti. Dia takut, penyamaran Sahara akan terendus lebih cepat dari perkiraannya.

•••

Madhav mengusap dada, menarik tali tas ke pundak. Di depannya sekarang adalah rumah sakit tempat ibunya di rawat. Dan tepat di depan pintu masuk, ayah, paman, dan juga sepupunya telah menunggu. Bisa dilihat, di tangan ayahnya ada sekotak manisan, pamannya memegang kalung bunga, dan sepupunya memegang nampan entah berisi apa. Ketiganya nampak kegirangan melihat kemunculan Madhav dari dalam taksi. Mereka berjalan menghampiri.

Tera Fitoor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang