Dan hari ini adalah puja Ganesha. Puja yang dilakukan kepada Dewa Ganesha untuk meminta doa menjelang hari pernikahan. Jika di Indonesia, hal ini seperti prosesi pengajian bersama sebelum pernikahan dilaksanakan. Puja ini dilakukan oleh kedua calon pengantin. Namun dalam hal ini, Madhav tidak ingin menyeret perempuan muslim yang dicintainya dalam keyakinannya. Akhirnya, Madhav menyuruh Sahara untuk berpura-pura sakit.
“Bibi, apa Sahara masih di kamarnya?” tanya Madhav pada Pujaa. Padahal, dia sendiri tahu jawabannya.
“Sahara tidak bisa ikut melakukan puja, sejak semalam, dia tidak enak badan,” kata Pujaa.
“Bagaimana bisa puja Ganesha dilakukan oleh mempelai pria saja? Sepertinya kau tidak pernah mendidik putrimu dengan adat istiadat dan budaya negara ini, Nyonya Pujaa yang terhormat.”
Madhav meminta Pujaa untuk tidak meladeni perkataan Dami. Lalu, Madhav membawa persembahannya dan patung Dewa Ganesha kecil ke kamar Sahara yang berada di lantai tiga.
“Beta, kau ingin ke mana?” teriak Leela.
Madhav menoleh. “Jika Sahara tidak bisa kemari, aku yang akan ke sana.” Setelah itu, dia menaiki tangga menuju lantai dua hingga ke lantai tiga.
Dibuka pintu berwarna putih dan langsung menampilkan sosok Sahara yang kaget.
“Kukira siapa, kau membuatku kaget!” kesal Sahara.
“Sorry.” Madhav menutup pintu rapat.
“Kenapa kau membawa ….”
Madhav meletakkan patung Dewa Ganesha kecil di meja, menyalakan lilin di depannya, lalu menjawab. “Hari ini, sebelum acara pertunangan dilaksankan tiga hari lagi, semua orang harus berdoa pada Dewa Ganesha. Kau tentu tidak bisa melakukannya, bukan? Karena itulah, aku ingin berdoa di sini, agar orang-orang tidak mencurigaimu.”
Ditarik selendang putih yang bersemayam di pundak hingga menutup seluruh kepala. Tak lupa, Sahara melilitkan selendang itu dua kali sebelum disematkan sebuah peniti.
“Baiklah, selamat berdoa, Madhav.”
Dibentangkan karpet kecil sebagai sajadah ke lantai. Sahara mengangkat kedua lengan diiringi takbir, sedang Madhav menunduk sembari mengatupkan kedua tangan diiringi pujian terhadap dewa. Mata Madhav memang terkunci, tapi tidak dengan mata hatinya yang selalu mencari Sahara. Bayang-bayang wajah meneduhkan dengan senyuman khas ditambah lesung pipi Sahara memecah konsentrasi Madhav, dia menghentikan prosesi puja, menoleh pelan seiring tubuhnya ikut berputar ke belakang. Entah mengapa, wajah perempuan itu semakin menawan hatinya, apalagi sorotan cahaya yang menyorot wajahnya.
Melihat Sahara mulai menengadahkan kedua tangan untuk menyambung doa-doa pada Allah Ta'ala, Madhav merapatkan kedua tangan.
“Tuhan … doa Sahara adalah doaku. Keinginannya adalah inginku. Maka, kabulkan segala doa dan keinginannya.”
•••
Di hari kedua sebelum acara pernikahan, keluarga besar Madhav dan Sahara, paginya, mereka melaksanakan prosesi pithi, di mana, dalam prosesi ini kedua calon pengantin akan diolesi oleh pasta kunyit yang dicampur air mawar dan tepung buncis. Tak hanya itu, dalam prosesi ini, semua orang akan sibuk bernyanyi dan menari setelah prosesi selesai. Tidak ada air mata selain air mata bahagia.
Sahara yang tak tahu menahu akan prosesi itu pun tampak menikmati saja tanpa banyak bertanya. Madhav hanya bilang, itu prosesi kedua sebelum acara pertunangan dilaksankan.
“Orang-orang di negaramu hebat sekali. Apa mereka selalu melakukan tradisi seheboh ini dalam acara pertunangan? Bahkan, acara pertunangan belum dimulai. Di negaraku, jika pria dan wanita bertunangan, mereka hanya akan mengudang keluarga besar, lalu bertukar cincin. Ini terlalu berlebihan disebut acara pertunangan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Tera Fitoor [END]
Romance(Juara 1 Event Writing Marathon Cakra Media Publisher Season 4) [ Romance - Religi - Song Fiction] ●●● Madhavaditya baru saja kehilangan cintanya. Dia mendaki Himalaya untuk mengenang kembali pertemuan sekaligus perpisahannya dengan mendiang sang is...