19. || Takut Yang Menjadi Nyata ||

198 7 7
                                    

Guys jangan lupa di follow dulu, ya! Kalo udah baca langsung di vote dan silahkan komen

__________

Lea terus mengikuti langkah nya yang terlihat sedang menyusuri rumah tua miliknya dan juga Anan.

"Kamu yakin nggak mau tinggal sama, Bunda? " tanya Lena sembari menatap putrinya.

"Nggak! ".

" Kamu kalo sama orang tua harus sopan. Bunda ini yang ngelahirin kamu loh. Kalo tanpa Bunda kamu nggak bakal ada di dunia ini, Lea! ".

" Harusnya Bunda jangan ngelahirin Lea! "jawab Lea tak mau kalah dengan Lena. Mereka kini tengah bertatapan.

" Apa aja yang ayah kamu ajari dan katakan tentang Bunda sampai kamu berani gini, hah!? ".

Lea tersenyum mendengar pertanyaan dari Lena. Sungguh, Lena terlihat sedang melawak saat itu.

" Ayah nggak pernah ngajarin Lea buat ngelawan sama Bunda. Ayah juga nggak pernah jelek-jelekin, Bunda. Tanpa Ayah suruh dan Ayah bilang, Lea udah liat sendiri sifat Bunda".

Lena sangat marah mendengar ucapan putrinya. Wanita itu sudah mengepalkan tanganan namun dengan segera Lena menetralkan emosinya lagi.

"Oke nggak papa. Bunda nggak bakal marah kalo Lea mau ngomong apapun tentang Bunda. Sekarang, nurut ya ikut sama Bunda. Bunda bakal jamin semua yang Lea mau bakal di turutin dan Lea nggak bakal ngerasain hidup susah dan tinggal di rumah jelek ini lagi, sayang " pinta Lena terus membujuk anaknya.

"Sampai kapanpun Lea nggak bakal ninggalin Ayah sendirian di sini. Lea nggak mau apa-apa selain bareng terus sama Ayah. Lea nggak ngerasa kekurangan dan Lea nyaman tinggal di rumah ini dari pada harus tinggal di rumah Bunda yang mewah tapi nggak ada Ayah di sana".

Benar-benar keterlaluan! Lena merasakan emosi yang teramat pada Anan. Ya, Lena yakin Anan lah yang membuat putrinya seperti ini. Lena tak akan membiarkan ini. Dengan perasaan penuh amarah Lena keluar dari rumah itu tanpa sepatah katapun. Anak gadis nya itu sudah keterlaluan padannya.

Lea tak akan mengantar atau bahkan sekedar melihat Lena yang pergi dari rumahnya. Memang itu yang di inginkan Lea, Lena pergi.

Akhir-akhir ini Lea merasa hari-harinya sangat melelahkan. Raya belum juga menjawab pesan dari gadis itu padahal sudah  satu minggu. Lea benar-benar merasa bosen ketika sudah di rumah tak seperti dulu yang selalu di kunjungi Raya. Di rasa tak ingin melakukan apapun, Lea berjalan ke kamarnya. Namun hanya beberapa langkah, Kaki Lea diam saat handphone yang gadis itu pegang berdering.

Agra

Hai, Le. Lo bosen nggak di rumah?
14.50

Iyah
14.51

Siap-siap gue jemput, ya
14.51

Mau ke mana?
14.52

Udah ikut aja. Gue udah izin ke Ayah lo.

Siap-siap, ya. Gue otw sekarang
14.53

Lea segera masuk ke kamarnya dan mencari baju yang terbagus untuk gadis itu kenakan. Lea di buat kebingungan karena ajakan Agra yang mendadak yang harus membuat gadis itu bersiap dengan cepat.

*****

Dua remaja yang saling menyimpan rasa itu sedang duduk di sebuah taman dengan kursi besi panjang dan terdapat sebuah pohon besar di tengah-tengah taman itu. Bunga warna-warni pun terlihat membuat pemandangan yang indah di mata.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang