Sekedar info, saya akan mengupdate cerita ini setiap hari 1 part, tapiiii nggak janji.
Kenapa jadi 1 part? Kemarin bilangnya 2/3? Because, kalian kalo langsung 2 part/3 part bacanya nggak urut. Demi kenyamanan bersama juga yakanHappy Reading!
___________________
3 minggu telah berlalu...
Bagi Lea, 3 Minggunya tanpa Anan sangat lah berat. Gadis itu mengurung diri di dalam kamar tanpa mau keluar untuk sekedar makan. Lea akan keluar untuk mandi dan hanya makan jika ia memang menginginkan. Tubuh Lea juga terlihat kurus sekarang. Pipi cubi gadis itu telah terganti. Wajah nya terlihat pucat. Melihat kondisi Lea sekarang pasti membuat orang Iba dengan gadis itu.
Perlu di ketahui, setelah kepergian Anan kini Lea tak pernah berangkat ke sekolah lagi. Sudah sering kali Lena dan Fero membujuk gadis itu bahkan hanya untuk keluar dan makan bersama tetapi Lea tak mau. Rangga pun tak pernah terlihat lagi oleh Lea. Mungkin, karena kamarnya sudah ia tinggali membuat Rangga tak masuk lewat kamar itu lagi. Lea tak tahu dengan dunia luar selain kamarnya.
Suntuk, membosankan, tetapi Lea mendapat ketenangan.
Mengenai Agra, lelaki itu tak datang lagi bahkan ketiga sahabatnya tak terlihat sampai kini. Handphone gadis itu juga tak Lea pegang. Lea benar-benar ingin sendiri. Meski begitu, Lea juga ingin di temani.
Gadis itu membuka kain yang menutupi jendela. Ini sudah pukul sembilan pagi dan sinar matahari pasti sudah terlihat saat ini.
Srttt
Gadis itu menarik nafas panjang dan menghembuskan nya. Setelah terbuka, kini Lea sedang membuka jendela juga.
Sejuk rasanya, angin sejuk menerpa Lea. Gadis itu sangat menyukai hinga menutup matanya untuk fokus merasakan sejuknya angin yang berhembus.
Tiba-tiba, hati Lea tergerak untuk keluar rumah dan duduk di ayunan yang tersedia di halaman rumahnya. Tanpa banyak pikir lagi Lea membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju teras rumahnya.
Rumah megah itu selalu sunyi, entah apa yang di lakukan penghuninya. Lea tak perlu memikirkan itu, Lea tak peduli.
Lea sudah duduk di ayunan yang tergantung dekat pohon besar. Gadis itu menatap gerbang rumahnya yang langsung menyuguhkan jalanan.
Gadis itu diam tanpa suara. Ayunan yang di naiknya terus bergerak maju mundur. Percayalah, mulut gadis itu diam tetapi tidak dengan pikirannya.
Mata Lea mengerjap-erjap melihat pemandangan di luar gerbang itu. Terlihat seorang anak kecil berjalan dengan lelaki yang nampaknya Ayah dari anak kecil itu. Lea melihat anak kecil itu berjalan sembari di gandeng tangannya oleh sang Ayah. Anak kecil itu juga seperti sedang menceritakan sesuatu kepada Ayahnya yang di respon baik oleh sang Ayah.
Lea tahu itu sangat bahagia, Lea pernah merasakannya. Memang benar, menjadi anak kecil jauh menyenangkan.
Pandangan nya terhalang oleh mobil merah yang masuk ke dalam halaman rumah nya. Gadis itu mengetahui siapa pemiliknya namun Lea tak menghiraukannya.
"Lea... Tumben keluar? Bunda temenin boleh, kan? " ucap Lena yang keluar dari mobil merah miliknya.
Lea menatap Lena yang ada di sampingnya, "nggak usah, Nda. Lea cuma lagi iseng duduk di sini aja. Lea bosen di kamar".
Lena mengangguk. Wanita itu hampir duduk di samping bangku yang terletak tak jauh dari ayunan itu namun terhenti. Lena segera berdiri lagi saat ada panggilan telpon yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨]
Teen Fiction𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯. 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯! 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘳𝘢𝘶𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘭𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭...