41.||Hujan di Sore Hari||

114 4 0
                                    

"Kebahagiaan akan tercipta dari hal yang sederhana. Karena, sejatinya kebahagiaan itu milik mereka yang mampu mensyukuri apa yang di punya ".

Happy Reading

____________________

"Akhirnya selesai juga," ujar Agra kemudian menatap Lea. Gadis itu terkikik menatap wajah Agra yang kotor karena tanah.

" Kenapa? Kok ketawa? "Tanya Agra.

" Muka lo, Gra ".

Agra mencoba untuk memegang wajahnya. Lea yang panik segera menempis tangan Agra dan-

" Tangan lo kotor, Gra! "ucapnya sembari menempis tangan Agra.

Agra sempat terdiam sejenak dan tiba-tiba Lea tertawa. Gadis itu tertawa karena ternyata tangannya juga kotor. Lea tak menyadari itu. Lea lupa hinga membuat wajah Agra benar-benar kotor sekarang.

Agra menatap marah namun mengemaskan pada Lea. Lea hanya bisa terkikik geli melihat ekspresi Agra dan ulahnya yang terbilang cukup bodoh.

"Sengaja ya... " ujar Agra sembari terus menatap Lea. Lea menggeleng namun Agra mengejar nya. Terpaksa, Lea harus berlari agar Agra tak mengotori wajahnya dengan tanah di tangannya juga.

"Mau lari ke mana kamu! Sini! " ujarnya.

"Aaaaaa... Jangan kejar gue, Gra! Gue nggak sengaja sungpah! " ujar Lea saat dirinya merasa lelah berlari. Ia takut jika Agra melakukannya. Namun, bukanya mendengarkan ucapan Lea dan memaafkan gadis itu, Agra justru berlari semakin kencang hinga berhasil mendekap Lea dari belakang.

"Kena lo! Sini gantian... ".

" Hahaha. Ampun, Gra. Gue nggak mau! Hahaha... ".

Raga, Indra, Ghana dan Anggota lainnya menjadi saksi saat itu.

" Ya! Tugas kita semakin permanennnn"ucap Ghana lalu melakukan peregangan tubuh dengan olahraga kecil di tempat nya.

"Pulang yuk. Panas banget, " Usul Indra.

"Gas! " Raga menyalakan motornya dan di ikuti anggota yang lain.

"GRA KITA SEMUA DULUAN! " teriak Indra dan mendapat jempol dari Agra.

*****

Rangga menarik lengan Freya ke dalam kamarnya dan menghempaskan tangan itu saat mereka telah sampai.

"Lo kenapa sih? Gimana jalan pikir lo? Lo bilang kemarin minta bantuan gue buat ngusir Lea dari rumah ini. Udah gue bantu tapi malah lo sendiri yang bawa dia balik. Mau lo apa?" tanya Rangga dengan geram pada adiknya. Ia tak tahu bagaimana dan apa yang sebenarnya di mau adiknya. Ia memang selalu sulit untuk se frekuensi dengan Freya.

"Sttttt... Jangan keras-keras kalo ngomong. Lo mau gue di marahin Ayah kalo sampe Ayah denger? ".

" Lo itu cuma harus bantu gue. Bantu gue supaya Lea menderita di rumah ini!".

Rangga berdecih. "Lo gila atau gimana? Kalo kaya gitu ujungnya lo mau buat dia pergi dari rumah ini juga, kan? " tanya Rangga menerka pikiran Freya.

"Salah! Gue nggak bakal biarin Lea pergi dari rumah ini karena apa? Lo tau apa... " Freya men-jeda ucapannya sejenak. "Karena gue mau buat dia sengsara...hahahahah! Gue bakal buat Lea nyesel udah berani ngusik keluarga kita, " Jelas Freya.

"Fre... Gue saranin udah! Hukuman yang Tante Lena kasih kemarin udah cukup buat Lea dan gue rasa cukup buat nembus rasa sakit lo. Lo udah puas, kan? ".

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang