36.||Hukuman||

152 5 0
                                    

Halo guys... Cerita ini masih anget sekali karena saya baru buat. Biasanya udah nulis di draf tapi stok di draf habis jadi nulis dulu. Semoga aja nggak melenceng yak ceritanya, Soalnya emang bener-bener seadanya di pikiran 😩

Sudah lah nggak mau panjang lebar

Happy Reading guys!

____________________

Mobil hitam milik Fero telah masuk ke halaman rumahnya. Mobil itu melesat dengan cukup cepat. Fero melakukan itu karena ia melihat Agra terus mengejar nya. Bahkan, ia dengan segara meminta satpam yang menjaga gerbang rumahnya untuk segera menutup gerbang.

Agra turun saat gerbang itu benar-benar tertutup. Ia memukul-mukul gerbang yang berdiri kokoh di hadapannya dan terus berteriak meminta di bukakan pintunya.

"Pak, tolong saya, bukain pintunya! ".

" Maaf, Mas. Silahkan pergi... ".

" SAYA HARUS BAWA LEA! BUKAIN PINTUNYA! "teriak Agra yang emosi.

Namun, emosi Agra tak di dengarkan oleh kedua satpam yang berjaga di dalamnya. Bahkan Fero tersenyum melihat Agra yang sedang ke susah an di luar rumahnya.

" BUKA GERBANG NYA! ".

" Kalo kalian nggak mau buka gerbang ini, gue bakal dorak!"ancam Agra.

"Kalo Mas masih mau di situ dan buat keributan, saya bakal laporin Mas ke polisi, " Agra mendapat ancaman balik.

Agra sendiri merasa khawatir dengan Lea yang di tarik paksa kembali ke rumah ayah tirinya. Mengapa Lea tak mengatakan pada nya bahwa gadis itu tak betah berada di rumah itu? Jika Agra tahu lebih dulu mungkin ia bisa menolong nya.

Handphone nya berdering. Padahal, ia sedang berusaha untuk bisa masuk ke rumah Fero. Entah siapa yang menganggu nya.

Agra segera mengangkat telpon itu dan emosi yang tadinya meluap-luap hilang seketika.

"Gra lo di mana? Temenin gue, ya " ucap Nara dari sebrang telpon sana.

"Oke, Ra. Tapi tunggu bentar, ya. Gue masih ada urusan ".

" Urusan apa sih? Bisanya juga lo selalu prioritasin gue. Oke, kalo lo nggak dateng sekarang nggak usah dateng lagi! ".

Tuttt... Tuttt...

Agra kembali kesal, urusan yang satunya belum selesai kini ia harus kembali di hadapkan dengan urusan lain. Mau tak mau Agra pergi dan menemui Nara sebelum gadis itu marah kepadanya.

Saat kaki Lea menapak kembali pada rumah mewah itu, ia di sambut dengan tangan Lena yang menariknya paksa juga. Sungguh, tangan Lea terasa ingin patah di tarik terus menerus dengan paksa.

Lena menarik putri kandungnya masuk ke dalam gudang. Fero yang melihat itu ingin ikut bersama Lena dan mengawasinya namun tercegah oleh Freya. Fero tahu apa yang akan di lakukan istirnya, tetapi ia juga harus memastikan Lena tak berlebihan melakukan itu pada Lea.

Brakk

Tubuh Lea terhempas di antara kardus-kardus bekas di gudang itu. Lena segera menarik lagi tubuh Lea hingga gadis itu mengaduh.

"Kamu! Berani-beraninya kabur dari rumah ini sama cowok yang nggak jelas itu! ".

" Kamu cewek Lea! Kamu mau di rusak sama cowok itu? Kamu itu punya mahkota! Jaga itu! ".

Lena menarik rambut Lea. " Bunda muak sama sikap kamu yang semakin hari semakin ngelunjak! Jangan kira kamu di kasihani Ayah jadi kamu bisa ngelakuin apa aja! ".

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang